Ridho Hafiedz, Slank, Solo Album, dan Cinta Kemanusiaan
Di penghujung akhir tahun lalu, Mohammad Ridwan Hafiedz, dikenal sebagai Ridho, gitaris Slank, sedang menikmati panen buah kreativitasnya. Lelaki kelahiran 3 September 1973 itu hampir berbarengan merilis serial Nada Nusantara dan single Bangga Indonesia.
Nada Nusantara adalah proyek kerja sama Ridho bersama Kemendikbud, tayangan sebanyak tiga tema yang mengulik tentang alat musik tradisional asal Jawa Tengah, Bali, dan Maluku, Ridho melibatkan tiga vokalis yakni Marcelo Tahitoe, Yura Yunita, Ardhito Pramono.
"Gue ingin meng-capture kekayaan alat musik tradisional Indonesia hasil akhirnya adalah membuat aplikasi, biar anak-anak Indonesia mengenal musik tradisi Indonesia," tuturnya. Proyek musik ini, menurut Ridho, bisa memakan waktu yang panjang.
Selain Nada Nusantara, pada Desember lalu Ridho dengan Mansen Munthe merilis single Bangga Indonesia. Lewat single ini Ridho ingin menyatakan kecintaannya kepada Indonesia. Bukan cuma kecintaan, ia mengaku sedang meluapkan amarah kepada lingkungan yang dinilainya lebih menuhankan agama ketimbang nilai-nilai kemanusiaan, padahal Indonesia itu majemuk.
Menurut gitaris lulusan Musician Institute itu, Indonesia itu sangat kaya karena kebudayaannya yang beranekaragam. "Tidak ada negara di dunia ini yang sekaya Indonesia. Indonesia itu unik karena keberagamannya. Maka ketika banyak orang yang mau menyeragamkan, bisa bubar. Ibaratnya Indonesia itu seperti rumah kita sendiri, jangan dong mengotorinya. Masa rumah kita malah kita sendiri yang mengotorinya."
Single Bangga Indonesia, menurut ayah empat anak itu, adalah bagian dari proyek solo album berikutnya setelah sebelumnya merilis solo album Legacy bersama (Alm) Bing Leiwakabessy yang kemudian diganjar penghargaan AMI Awards kategori Karya Produksi Blues Terbaik lewat lagu Hasil Maluku bagian dari album Legacy.
Di single Bangga Indonesia, selain menulis lagu bersama Mansen Munthe, selain main gitar dan sebagai backing vokal Ridho juga bermain bass. "Biar cepat aja, sesuai kebutuhan aransemen. Nah kalau ditanya kenapa gue balut musik rock dengan brass section, biar unsur rock-nya lebih elegan saja, gitarnya gak mesti distorsi. Gue puas, Mansen Munthe rapper keren!."
Selain single Bangga Indonesia, Ridho sudah memiliki stok empat lagu yang siap dirilis (sudah mixing dan mastering). Rilis single kedua bakal dilakukan pada awal Februari. Di single lain yang bakal menyusul digarap, Ridho berharap Elfonda Mekel, dikenal dengan Once, bersedia berkolaborasi. "Secara lisan sudah menawari, dan Once bilang oke, tapi kan belum kejadian, yah semoga saja terwujud," ujar Ridho.
Lewat album solo kedua ini, cerita Ridho, bakal kelihatan perjalanan selera musik dirinya sejak masa kanak-kanak, remaja, hingga sekarang. "Jadi tidak bisa disimpulkan dari sekarang bahwa warna rock bakal kelihatan. Yang jelas, gue bakal mengajak banyak musisi lain, soal siapa yang gue ajak kolaborasi, lihat dari setiap single yang bakal dirilis," katanya.
Februari mendatang jadwal Ridho terbilang padat merayap, selain menyiapkan rilis single kedua yang menjadi semacam sekuel album solo kedua, salah satu pendiri Institut Musik Indonesia (IMI) itu disibukkan dengan jadwal rekaman album anyar Slank. "Harus bersyukur saja dikasih kesibukan," tuturnya.