Home > Sana Sini

Pria yang Terbangun di Malam Hari 20 persen Lebih Besar Bakal Terkena Kanker Prostat

Para peneliti menemukan bahwa pola tidur yang terganggu bisa menjadi risiko besar timbulnya penyakit.
Ilustrasi bangun dari tidur/iStockphoto
Ilustrasi bangun dari tidur/iStockphoto

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa pria yang terbangun di malam hari memiliki risiko 20 persen lebih besar terkena kanker prostat.

Para peneliti menemukan bahwa pola tidur yang terganggu bisa menjadi risiko besar timbulnya penyakit.

Namun analisis tersebut menunjukkan tidak ada hubungan antara larut malam dan kanker – atau hubungan apa pun dengan masalah tidur.

Namun bahayanya lebih besar terjadi pada pria yang terus-menerus bergerak setidaknya selama setengah jam saat lampu padam.

Seperti dilansir Daily Mail, kanker prostat menyerang sekitar 50.000 pria setiap tahun di Inggris, dan membunuh hampir 12.000 orang.

Faktor risiko utama termasuk bertambahnya usia, riwayat penyakit dalam keluarga, obesitas dan etnis – dengan laki-laki berkulit hitam dua kali lebih mungkin terkena tumor.

Gangguan tidur telah dikemukakan sebagai penyebab kanker prostat sebelumnya, namun sebagian besar pengujian mengandalkan pasien untuk mengingat secara akurat seberapa baik mereka tidur – sebuah metode penelitian yang biasanya tidak dapat diandalkan.

Para ahli di Institut Kanker Nasional AS di Maryland malah menganalisis data dari 30.000 pria Inggris yang ikut serta dalam penelitian di mana mereka mengenakan monitor seperti jam tangan untuk mengukur pergerakan malam hari dan gangguan tidur.

Tak satu pun dari pria tersebut menderita kanker prostat pada awal penyelidikan.

Hasilnya, yang diterbitkan dalam Journal of National Cancer Institute, menunjukkan bahwa mereka yang terjaga selama 30 menit atau lebih di malam hari memiliki kemungkinan 15 hingga 20 persen lebih besar untuk mengembangkan tumor prostat di kemudian hari.

Para ilmuwan meyakini bahaya tersebut berasal dari gangguan ritme sirkadian – jam internal tubuh – yang pada gilirannya menurunkan kadar hormon melatonin yang memicu tidur.

Penelitian sebelumnya telah menghubungkan penurunan kadar dengan peningkatan risiko kanker.

Badan Internasional untuk Penelitian Kanker bahkan mencantumkan gangguan tidur sebagai 'kemungkinan' karsinogen – atau penyebab kanker.

× Image