Home > Iptek

Temuan Penelitian: Beberapa Obat Kanker Bisa Mengobati Diabetes

Sekelompok sel pankreas secara bersamaan memproduksi insulin dan amilasesebuah fenomena yang tidak teramati dalam kondisi normal.
Unsplash+
Unsplash+

Secara mengejutkan selama penelitian mereka mengenai kanker pankreas, ilmuwan Universitas Pittsburgh Dr. Farzad Esni dan Dr. Jing Hu menemukan potensi pengobatan diabetes yang tidak terduga.

Saat mempelajari efek penghapusan gen yang bertanggung jawab untuk memproduksi enzim yang disebut fokal adhesi kinase (FAK) pada tikus, mereka mengamati perubahan tidak biasa pada pankreas yang menunjukkan aktivitas regenerasi.

Esni, seorang profesor bedah dan anggota dari berbagai lembaga penelitian di Pitt, mencatat bahwa pankreas tikus yang diubah secara genetik menunjukkan tanda-tanda upaya regenerasi, mirip dengan respons terhadap cedera.

Yang lebih menarik lagi, mereka menemukan sekelompok sel pankreas secara bersamaan memproduksi insulin dan amilase—sebuah fenomena yang tidak teramati dalam kondisi normal, karena insulin biasanya diproduksi oleh sel beta, dan amilase oleh sel asinar.

Hal ini mengarahkan para peneliti untuk menyelidiki apakah sel asinar dapat diprogram ulang untuk memproduksi insulin, sebuah penemuan yang dapat merevolusi pengobatan diabetes.

Penelitian mereka selanjutnya, yang diterbitkan di Nature Communications, membenarkan kemungkinan ini.

Mereka menemukan bahwa obat yang awalnya dikembangkan untuk pengobatan kanker, yang menghambat FAK, dapat menginduksi sel asinar untuk berubah menjadi sel penghasil insulin pada tikus diabetes.

Penelitian ini menggunakan obat penghambat FAK PF562271, yang sebelumnya diuji dalam uji coba kanker fase 1, menjadikannya kandidat yang berpotensi lebih cepat untuk pengobatan diabetes klinis karena data yang ada mengenai keselamatan manusia.

Obat ini diberikan secara oral, sehingga menawarkan kesederhanaan dibandingkan metode manipulasi genetik yang lebih kompleks.

Dalam model eksperimental mereka, tikus penderita diabetes yang diobati dengan inhibitor FAK tidak hanya menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam massa sel beta pankreas—sekitar 30% dari massa aslinya—tetapi juga menunjukkan peningkatan kontrol terhadap kadar gula darah mereka.

Efeknya bertahan lama, menunjukkan bahwa satu rangkaian pengobatan dapat memberikan manfaat jangka panjang.

Pendekatan terobosan ini juga diuji pada model primata non-manusia, di mana seekor kera diabetes yang diobati dengan inhibitor FAK mengalami penurunan kebutuhan insulin sebesar 60% dalam enam minggu pasca perawatan, sebuah peningkatan stabil yang bertahan selama masa studi empat bulan.

Para peneliti sangat gembira dengan implikasi dari temuan ini, karena mereka menyarankan jalur terapi baru yang dapat menggantikan atau mengurangi kebutuhan terapi insulin pada penderita diabetes, sehingga mengurangi risiko komplikasi yang terkait dengan kadar gula darah tinggi seperti serangan jantung dan stroke.

Dr. Esni menyoroti keuntungan unik dari sel-sel penghasil insulin turunan asinar (ADIP) yang baru diidentifikasi, yang tidak hanya meniru kemampuan sel beta dalam memproduksi insulin tetapi juga berintegrasi ke dalam struktur pulau pankreas yang ada.

Integrasi ini memungkinkan mereka memantau kadar glukosa darah secara efisien karena kedekatannya dengan pembuluh darah.

Ke depan, tim berencana untuk memperluas penelitian mereka ke eksperimen jangka panjang pada tikus untuk mengeksplorasi keberlanjutan pengendalian hiperglikemia dengan penghambat FAK dan untuk menguji efek pengobatan ini pada jaringan pankreas manusia.

Tujuan utamanya adalah untuk melanjutkan ke uji klinis untuk menguji terapi yang menjanjikan ini pada pasien diabetes, sehingga berpotensi menawarkan pilihan pengobatan baru yang efektif.

Jika Anda peduli dengan diabetes, silakan baca penelitian tentang Vitamin D dan diabetes tipe 2, dan bagi penderita diabetes, beberapa buah lebih baik dari yang lain.

Untuk informasi lebih lanjut tentang diabetes, silakan lihat penelitian terbaru bahwa diet rendah kalori dapat membantu membalikkan diabetes, dan 5 vitamin yang dapat mencegah komplikasi diabetes.

× Image