Ganja Bisa Menyebabkan Perubahan DNA
Ganja, zat nabati yang biasa dihisap atau ditelan, kini mendapatkan status hukum dan popularitas di seluruh Amerika Serikat.
Angka terbaru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit menunjukkan bahwa sekitar 18% orang Amerika telah mencoba ganja setidaknya sekali, hal ini menunjukkan posisinya sebagai obat yang paling umum digunakan di negara tersebut.
Meskipun penggunaannya meluas, efek jangka panjang dari ganja terhadap kesehatan belum sepenuhnya dipahami, sehingga mendorong para ilmuwan untuk menyelidiki lebih lanjut.
Sebuah studi baru dari Northwestern Medicine telah mengambil langkah signifikan ke arah ini dengan meneliti perubahan genetik yang terkait dengan penggunaan ganja.
Dipimpin oleh Dr. Lifang Hou, seorang spesialis penelitian kanker, tim peneliti menganalisis sampel darah dari lebih dari 900 orang dewasa yang merupakan bagian dari penelitian kesehatan jantung sebelumnya.
Sampel-sampel ini, yang dikumpulkan dalam kurun waktu lima tahun, memberikan kesempatan unik untuk mengamati perubahan dari waktu ke waktu.
Peserta ditanyai tentang penggunaan ganja baru-baru ini dan seumur hidup mereka, yang memungkinkan para peneliti untuk mengkorelasikan tingkat penggunaan ganja dengan data genetik yang diperoleh dari DNA mereka.
Temuan penelitian ini mengungkapkan perubahan penting dalam metilasi DNA—sebuah proses di mana kelompok kimia kecil menempel pada DNA dan dapat mengaktifkan atau menonaktifkan gen.
Para peneliti mengidentifikasi antara 16 dan 132 penanda metilasi terkait penggunaan ganja.
Penanda ini sebagian besar ditemukan di wilayah DNA yang terkait dengan pertumbuhan sel, sinyal hormon, respons terhadap infeksi, dan gangguan kesehatan mental seperti skizofrenia, gangguan bipolar, dan gangguan penggunaan narkoba.
Meskipun penelitian ini tidak mengkonfirmasi bahwa ganja secara langsung menyebabkan perubahan genetik atau menyebabkan masalah kesehatan, penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang jelas.
Penemuan ini membuka jalan baru untuk penelitian tentang bagaimana ganja mempengaruhi tubuh kita pada tingkat genetik dan dapat mempengaruhi penelitian di masa depan yang bertujuan untuk memahami dampak yang lebih luas dari penggunaannya.
Mengingat legalisasi yang sedang berlangsung dan meningkatnya penerimaan ganja, penting untuk terus menyelidiki dampaknya.
Hal ini akan membantu memberikan informasi kepada pengguna dan pembuat kebijakan tentang potensi implikasi kesehatan dan memastikan keputusan mengenai penggunaan ganja didasarkan pada bukti ilmiah yang kuat.
Penelitian yang dipublikasikan di Molecular Psychiatry ini tidak hanya memberikan wawasan tentang efek biologis ganja tetapi juga menggarisbawahi perlunya penelitian lebih lanjut untuk mengeksplorasi dampaknya terhadap kesehatan seiring bertambahnya usia.
Seiring dengan berkembangnya dialog seputar ganja, pentingnya memahami efek jangka panjangnya terhadap tubuh kita juga semakin meningkat.