Home > Iptek

Teknologi Sensor Mendeteksi Kedipan, Sebuah Terobosan Baru Kacamata Pintar

Teknologi baru ini, yang dirancang untuk mendeteksi keberadaan objek di sekitar, dapat merevolusi cara kerja perangkat pintar.
Saat dipasang pada kacamata, sensor bening dan fleksibel dapat mendeteksi seberapa dekat jarak bulu mata dengan lensa, sehingga memungkinkan pelacakan kedipan./Adapted from ACS Applied Materials & Interfaces 2024.
Saat dipasang pada kacamata, sensor bening dan fleksibel dapat mendeteksi seberapa dekat jarak bulu mata dengan lensa, sehingga memungkinkan pelacakan kedipan./Adapted from ACS Applied Materials & Interfaces 2024.

Bayangkan jika kacamata Anda dapat mendeteksi saat Anda berkedip bahkan tanpa menyentuh kulit Anda.

Para peneliti telah menciptakan film yang lembut dan fleksibel yang mampu melakukan hal tersebut.

Teknologi baru ini, yang dirancang untuk mendeteksi keberadaan objek di sekitar, dapat merevolusi cara kerja perangkat pintar.

Secara tradisional, sensor non-kontak mengukur atau mengidentifikasi objek tanpa menyentuhnya.

Contohnya termasuk termometer inframerah dan sensor mobil yang memperingatkan pengemudi akan adanya rintangan di sekitar.

Salah satu jenis sensor non-kontak yang umum menggunakan listrik statis untuk mendeteksi kedekatan dan gerakan kecil.

Namun sensor ini mempunyai keterbatasan seperti hanya mendeteksi objek tertentu, kehilangan muatannya dengan cepat, dan sulit dibuat.

Sebuah tim peneliti, termasuk Xunlin Qiu, Yiming Wang, dan Fuzhen Xuan, berupaya memecahkan masalah ini.

Mereka mengembangkan sensor fleksibel yang menggunakan listrik statis dengan lebih efektif.

Sensornya terbuat dari tiga lapisan: lapisan atas adalah fluorinated ethylene propylene (FEP), sejenis plastik yang menampung muatan listrik; lapisan tengah adalah film konduktif listrik; dan lapisan bawah adalah alas plastik fleksibel.

FEP dikenal sebagai electret, bahan yang menghasilkan medan elektrostatik, mirip dengan bagaimana magnet menciptakan medan magnet.

Para peneliti mengisi daya sensor berbasis FEP dan mempersiapkannya untuk digunakan.

Saat objek mendekati sensor, muatan statisnya menyebabkan arus listrik mengalir, memungkinkan sensor “merasakan” objek tanpa kontak.

Sensor bening dan fleksibel ini dapat mendeteksi objek yang terbuat dari berbagai bahan, seperti kaca, karet, aluminium, dan kertas, pada jarak 2 hingga 20 milimeter (kurang dari satu inci).

Yang mengesankan, sensor ini mempertahankan muatannya melalui lebih dari 3.000 siklus objek mendekat dan menjauh, yang berlangsung hampir dua jam.

Untuk menampilkan film baru mereka, para peneliti menempelkannya ke bagian dalam lensa kacamata.

Saat seseorang memakai kacamata ini, sensor mendeteksi mendekatnya bulu mata mereka dan dapat mengidentifikasi kedipan.

Pemakainya bahkan dapat mengedipkan kode Morse untuk mengeja “E C U S T,” singkatan dari lembaga peneliti.

Teknologi inovatif ini memiliki potensi yang menarik. Di masa depan, sensor non-kontak ini dapat membantu orang yang tidak dapat berbicara atau menggunakan bahasa isyarat untuk berkomunikasi.

Mereka mungkin juga mendeteksi rasa kantuk pada pengemudi, sehingga meningkatkan keselamatan di jalan.

Terobosan dalam teknologi sensor ini menunjukkan bagaimana kemajuan dalam ilmu material dapat mengarah pada penerapan praktis yang meningkatkan kehidupan kita sehari-hari.

Saat dipasang pada kacamata, sensor bening dan fleksibel dapat mendeteksi seberapa dekat jarak bulu mata dengan lensa, sehingga memungkinkan pelacakan kedipan. Kredit: Adapted from ACS Applied Materials & Interfaces 2024.

× Image