Home > News

Tes Urine Bisa Mendeteksi Kanker Prostat

Skrining kanker prostat biasanya melibatkan tes darah. Tes tersebut mengukur kadar zat yang disebut antigen spesifik prostat (PSA).
Unsplash
Unsplash

Kanker prostat merupakan penyebab utama kematian akibat kanker di kalangan pria. Para ilmuwan telah mengembangkan tes urine yang dapat membantu beberapa pria menghindari biopsi yang tidak perlu.

Skrining kanker prostat biasanya melibatkan tes darah. Tes tersebut mengukur kadar zat yang disebut antigen spesifik prostat (PSA).

Kadar PSA yang tinggi mungkin memerlukan lebih banyak tes, seperti biopsi.

Biopsi melibatkan pengambilan sampel kecil dari kelenjar prostat. Dokter kemudian mencari sel kanker.

Biopsi umumnya aman. Namun terkadang menyakitkan. Dan dapat menyebabkan efek samping seperti demam atau infeksi saluran kemih.

Para ilmuwan telah mencari cara untuk menghindari biopsi yang tidak perlu.

Satu dekade lalu, sebuah tim peneliti menciptakan tes urine untuk mendeteksi kanker prostat.

Tes tersebut dapat mengidentifikasi kanker prostat pada tahap awal.

Namun, tes tersebut tidak dapat membedakan antara kanker serius dan kanker yang tumbuh lambat. Kanker yang tumbuh lambat mungkin tidak memerlukan perawatan.

Dalam penelitian terbaru mereka, para ilmuwan menciptakan tes urine yang lebih baik. Mereka menganalisis gen dari ratusan pasien kanker prostat.

Mereka menemukan 18 gen dalam urin yang dapat digunakan dalam kombinasi untuk mendeteksi keberadaan kanker serius.

Mereka kemudian menggunakan tes baru tersebut untuk menilai urin lebih dari 700 pria dengan kadar PSA tinggi.

Tes tersebut dapat membedakan kanker agresif dari kanker berisiko rendah. Dan dapat menyingkirkan keberadaan kanker agresif dengan akurasi 97%.

“Pada hampir 800 pasien dengan kadar PSA tinggi, tes baru tersebut mampu menyingkirkan keberadaan kanker prostat yang signifikan secara klinis dengan akurasi yang luar biasa,” kata salah satu pemimpin studi Dr. Jeffrey Tosoian dari Universitas Vanderbilt.

“Hal ini memungkinkan pasien untuk menghindari tes yang lebih memberatkan dan invasif.”

× Image