Mengapa Obat Tekanan Darah Umum Bisa Memengaruhi Tidur
Sebuah studi terbaru dari Berlin Institute of Health menyoroti dampak beta-blocker, obat umum untuk tekanan darah tinggi, terhadap tidur.
Beta-blocker membantu mengelola kondisi jantung dengan memperlambat detak jantung, mengurangi beban kerja jantung, dan menurunkan tekanan darah.
Obat-obatan ini sering diresepkan untuk gagal jantung, detak jantung tidak teratur, nyeri dada, dan tekanan darah tinggi.
Meskipun penggunaannya meluas, ada kekhawatiran bahwa beta-blocker dapat menyebabkan efek samping psikologis seperti depresi, kecemasan, kantuk, insomnia, halusinasi, dan mimpi buruk.
Untuk mengatasi masalah ini, para peneliti menganalisis data dari lebih dari 50.000 individu di 258 studi, yang sebagian besar difokuskan pada pengobatan tekanan darah tinggi.
Temuan penelitian ini menantang asumsi bahwa beta-blocker cenderung menyebabkan depresi.
Data menunjukkan bahwa depresi tidak lebih umum terjadi pada mereka yang mengonsumsi beta-blocker dibandingkan dengan pengobatan lain atau plasebo.
Selain itu, tingkat orang yang berhenti mengonsumsi beta-blocker karena depresi serupa dengan pengobatan lain.
Namun, penelitian ini menemukan hubungan antara beta-blocker dan gangguan tidur.
Pasien yang menjalani terapi beta-blocker melaporkan mimpi yang tidak biasa, insomnia, dan gangguan tidur lainnya lebih sering daripada mereka yang tidak mengonsumsi obat tersebut.
Meskipun ada masalah terkait tidur ini, alasan paling umum untuk menghentikan beta-blocker adalah kelelahan atau keletihan.
Temuan ini menunjukkan bahwa meskipun beta-blocker secara umum aman terkait kesehatan psikologis, beta-blocker dapat memengaruhi tidur.
Informasi ini penting bagi penyedia layanan kesehatan dan pasien, terutama mereka yang sudah berjuang dengan masalah tidur.
Penelitian menunjukkan bahwa kekhawatiran tentang beta-blocker yang menyebabkan depresi seharusnya tidak menghalangi penggunaannya.
Namun, pasien dan dokter harus menyadari potensi gangguan tidur dan mendiskusikan gejala terkait tidur yang muncul selama pengobatan.
Penelitian yang dipimpin oleh Reinhold Kreutz dan rekan-rekannya serta dipublikasikan dalam jurnal Hypertension ini memberikan kontribusi untuk pemahaman yang lebih baik tentang efek samping beta-blocker.
Penelitian ini membantu membuat keputusan yang tepat tentang penggunaannya dalam mengobati penyakit kardiovaskular.
Penelitian ini menyoroti pentingnya mempertimbangkan dampak obat terhadap kesehatan fisik dan mental, khususnya bagaimana obat tersebut dapat memengaruhi aspek penting kesejahteraan seperti tidur.
Sebagai kesimpulan, meskipun beta-blocker tetap menjadi pengobatan yang efektif untuk kondisi yang berhubungan dengan jantung, sangat penting bagi pasien dan penyedia layanan kesehatan untuk memperhatikan dampak potensialnya terhadap tidur.
Dengan mengatasi gangguan tidur sejak dini, pasien dapat mengelola kesehatan jantung mereka tanpa mengorbankan kualitas hidup mereka secara keseluruhan.
Pengertian efek samping ini memungkinkan pendekatan pengobatan yang lebih seimbang, memastikan bahwa manfaat dan kekurangan beta-blocker dipertimbangkan dengan cermat dalam mengelola penyakit kardiovaskular.