Home > Gaya Hidup

Berhati-hatilah...Terlalu Banyak Gula Bisa Menyebabkan Penyakit Alzheimer

Penyakit Alzheimer ditandai dengan penumpukan protein beracun di otak, yang membentuk apa yang dikenal sebagai plak amiloid.
klikdokter
klikdokter

Peneliti di Fakultas Kedokteran Universitas Wake Forest telah membuat penemuan penting yang menghubungkan asupan gula yang tinggi dengan penyakit Alzheimer, sejenis demensia yang memengaruhi ingatan, pemikiran, dan perilaku.

Penemuan ini menawarkan wawasan baru tentang bagaimana mengonsumsi terlalu banyak gula dapat meningkatkan risiko terkena kondisi ini.

Penyakit Alzheimer ditandai dengan penumpukan protein beracun di otak, yang membentuk apa yang dikenal sebagai plak amiloid. Plak ini berbahaya dan mengganggu fungsi otak.

Penelitian ini mengungkapkan bahwa kadar gula yang tinggi dapat menyebabkan pembentukan plak ini, sehingga meningkatkan kemungkinan terkena Alzheimer.

Memahami Penelitian

Penelitian yang dipimpin oleh Dr. Shannon Macauley ini diterbitkan dalam JCI Insight. Macauley dan timnya berupaya memahami mengapa penderita diabetes lebih mungkin terkena penyakit Alzheimer.

Mereka berhipotesis bahwa kadar gula yang tinggi mungkin menjadi faktor utama dalam hubungan ini.

Untuk menguji hal ini, para peneliti melakukan eksperimen pada tikus. Mereka memberi tikus air gula sebagai pengganti air biasa, dan hasilnya sangat mengejutkan.

Tikus yang mengonsumsi air gula memiliki lebih banyak plak amiloid beracun di otak mereka daripada yang minum air biasa.

Tim tersebut juga menemukan bahwa kadar gula darah yang tinggi meningkatkan produksi protein beracun ini.

Penemuan ini membantu menjelaskan mengapa penderita diabetes, yang sering mengalami kadar gula darah tinggi, memiliki risiko lebih besar terkena penyakit Alzheimer.

Peran Sensor Sel Otak

Namun, para ilmuwan tidak berhenti di situ. Mereka juga mengidentifikasi sensor khusus pada sel otak yang memainkan peran penting dalam proses ini.

Sensor ini, yang disebut saluran kalium peka ATP (atau saluran KATP), menghubungkan perubahan metabolisme tubuh dengan cara sel otak berfungsi.

ATP merupakan sumber energi yang dibutuhkan sel untuk bekerja dengan baik.

Para peneliti menemukan bahwa sensor ini juga memengaruhi produksi protein beracun di otak.

Ketika para ilmuwan melepaskan sensor ini dari otak tikus, kadar gula darah yang tinggi tidak lagi menyebabkan peningkatan protein beracun atau penumpukan plak.

Hal ini menunjukkan bahwa sensor-sensor ini memainkan peran utama dalam perkembangan Alzheimer.

Meneliti Otak Manusia

Selain mempelajari tikus, tim peneliti juga memeriksa sampel otak manusia. Mereka menemukan bahwa keberadaan sensor-sensor ini berubah pada orang yang didiagnosis menderita Alzheimer.

Hal ini menambah bukti lebih lanjut pada gagasan bahwa sensor-sensor ini dapat menjadi pemain kunci dalam perkembangan penyakit.

Langkah Menuju Perawatan Baru

Penelitian ini menawarkan harapan untuk perawatan baru bi penyakit Alzheimer.

Dengan menargetkan dan memanipulasi sensor-sensor ini, para ilmuwan mungkin dapat mengurangi penumpukan protein dan plak beracun di otak, yang dapat memperlambat atau mencegah timbulnya Alzheimer.

Pendekatan ini mungkin sangat membantu bagi penderita diabetes atau pradiabetes, yang berisiko lebih tinggi terkena penyakit ini.

Seperti yang dijelaskan Dr. Macauley, "Memanipulasi saluran KATP ini mungkin menawarkan manfaat terapeutik untuk mengurangi patologi amiloid-beta pada pasien diabetes dan pradiabetes."

Hal ini menunjukkan bahwa perawatan di masa mendatang dapat difokuskan pada pengendalian sensor-sensor ini untuk melindungi otak dari Alzheimer.

Harapan untuk Masa Depan

Hubungan antara kadar gula tinggi dan penyakit Alzheimer merupakan temuan penting yang membuka pintu baru untuk memahami dan mengobati penyakit ini.

Meskipun masih banyak penelitian yang diperlukan, kemungkinan menargetkan sensor sel otak tertentu untuk mencegah Alzheimer merupakan perkembangan yang menggembirakan.

Jika Anda tertarik untuk menjaga kesehatan otak, penting untuk tetap mendapatkan informasi tentang faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan risiko demensia.

Misalnya, penelitian menunjukkan bahwa kadar tekanan darah yang tidak sehat juga dapat meningkatkan risiko demensia, sementara minyak kelapa dapat membantu meningkatkan fungsi kognitif pada pasien Alzheimer.

Penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa cranberry dapat meningkatkan daya ingat, dan antioksidan tertentu dapat membantu mengurangi risiko demensia.

Semua temuan ini menyoroti pentingnya pilihan pola makan dan gaya hidup dalam melindungi kesehatan otak.

Penelitian ini dipublikasikan di JCI Insight dan menawarkan harapan untuk masa depan dalam memerangi penyakit Alzheimer. (kpo)

× Image