Penyakit Jantung Vs Gagal Jantung, Apa Bedanya?
Penyakit jantung dan gagal jantung adalah istilah yang sering kita dengar saat berbicara tentang kesehatan, tetapi keduanya bukanlah hal yang sama.
Meskipun keduanya melibatkan jantung dan bisa serius, memahami perbedaan di antara keduanya dapat membantu kita menjaga kesehatan dengan lebih baik.
Mari kita uraikan dalam istilah sederhana dan lihat apa yang dikatakan penelitian kepada kita.
Penyakit jantung adalah istilah umum yang merujuk pada kondisi apa pun yang memengaruhi jantung.
Penyakit ini mencakup masalah seperti arteri yang tersumbat (penyakit arteri koroner), ritme jantung yang tidak normal (aritmia), dan masalah dengan katup atau otot jantung.
Penyakit arteri koroner, jenis yang paling umum, terjadi ketika plak menumpuk di arteri, mengurangi aliran darah ke jantung. Hal ini dapat menyebabkan nyeri dada (angina) atau bahkan serangan jantung.
Di sisi lain, gagal jantung adalah kondisi khusus yang terjadi ketika jantung tidak dapat memompa darah sebagaimana mestinya. Ini tidak berarti jantung telah berhenti bekerja, tetapi jantung berjuang untuk melakukan tugasnya.
Gagal jantung dapat terjadi setelah jantung melemah akibat kondisi lain, termasuk penyakit jantung.
Misalnya, jika arteri yang tersumbat mencegah darah kaya oksigen yang cukup mencapai otot jantung, otot tersebut dapat melemah seiring waktu, yang menyebabkan gagal jantung.
Penelitian menunjukkan bahwa meskipun penyakit jantung dan gagal jantung saling terkait, keduanya merupakan masalah yang berbeda dengan penyebab dan pengobatan yang berbeda.
Menurut American Heart Association, penyakit jantung merupakan penyebab utama gagal jantung.
Kondisi lain seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan bahkan infeksi tertentu juga dapat menyebabkan gagal jantung.
Satu penelitian yang diterbitkan dalam The Lancet meneliti ribuan pasien gagal jantung dan menemukan bahwa hampir setengahnya memiliki riwayat penyakit jantung.
Para peneliti menekankan bahwa mengobati penyakit jantung sejak dini—seperti menurunkan kolesterol atau mengelola tekanan darah tinggi—dapat secara signifikan mengurangi risiko terkena gagal jantung di kemudian hari. Hal ini menyoroti pentingnya pencegahan dan intervensi dini.
Gejala penyakit jantung dan gagal jantung dapat tumpang tindih tetapi sering kali berbeda.
Gejala penyakit jantung mungkin termasuk nyeri dada, sesak napas saat berolahraga, atau serangan jantung.
Pada gagal jantung, penderitanya sering merasa lelah, sesak napas bahkan saat istirahat, atau merasakan pembengkakan pada tungkai dan kaki akibat penumpukan cairan.
Perbedaan ini penting karena membantu dokter mendiagnosis dan mengobati kondisi tersebut dengan tepat.
Penanganannya pun bervariasi. Penyakit jantung sering kali ditangani dengan mengatasi penyebab yang mendasarinya, seperti mengurangi kolesterol dengan obat-obatan atau melakukan prosedur seperti angioplasti untuk membuka arteri yang tersumbat.
Perubahan gaya hidup, seperti berhenti merokok, mengonsumsi makanan yang menyehatkan jantung, dan berolahraga secara teratur, juga merupakan kuncinya.
Namun, gagal jantung lebih berfokus pada upaya membantu jantung bekerja lebih baik dan meredakan gejala.
Ini mungkin termasuk pengobatan untuk mengurangi penumpukan cairan, meningkatkan fungsi jantung, atau menurunkan tekanan darah.
Kabar baiknya adalah kedua kondisi tersebut dapat ditangani dengan perawatan yang tepat.
Deteksi dini sangat penting. Pemeriksaan rutin, mengetahui riwayat keluarga, dan memperhatikan gejala dapat membuat perbedaan besar.
Penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang secara aktif mengelola faktor risiko seperti tekanan darah tinggi dan kolesterol dapat mengurangi kemungkinan terkena penyakit jantung dan gagal jantung.
Singkatnya, penyakit jantung seperti istilah umum untuk banyak masalah yang berhubungan dengan jantung, sedangkan gagal jantung adalah kondisi khusus di mana jantung tidak dapat memompa darah secara efektif.
Keduanya serius, tetapi memahami perbedaannya dapat membantu Anda mengendalikan kesehatan Anda.
Dengan tetap mendapatkan informasi, menjalani gaya hidup sehat, dan mencari perawatan medis saat dibutuhkan, Anda dapat melindungi jantung Anda selama bertahun-tahun yang akan datang. (kpo)