Yuk...Kenali Perbedaan Gejala Serangan Jantung pada Wanita dan Pria yang Lebih Tua
Serangan jantung merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia, dan mengenali gejalanya sejak dini dapat menyelamatkan nyawa.
Namun, gejala serangan jantung sering kali berbeda antara wanita dan pria yang lebih tua, yang dapat membuatnya lebih sulit dikenali, terutama pada wanita.
Memahami perbedaan ini sangat penting untuk memastikan bahwa wanita dan pria mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan tepat waktu.
Pada pria, gejala serangan jantung yang paling umum adalah nyeri dada atau rasa tidak nyaman. Hal ini sering kali digambarkan sebagai tekanan berat, terjepit, atau nyeri di bagian tengah dada yang dapat menyebar ke lengan, leher, rahang, atau punggung.
Pria juga lebih mungkin mengalami gejala seperti sesak napas, keringat dingin, dan mual selama serangan jantung.
Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of the American College of Cardiology menemukan bahwa gejala serangan jantung pada pria lebih mungkin mengikuti pola "klasik" ini, sehingga lebih mudah dikenali.
Bagi wanita yang lebih tua, gambarannya seringkali kurang jelas. Meskipun beberapa wanita mengalami nyeri dada, nyeri tersebut tidak selalu separah atau separah yang dialami pria.
Faktanya, wanita lebih mungkin mengalami gejala yang dianggap "tidak umum". Gejala tersebut dapat meliputi kelelahan, sesak napas, gangguan pencernaan, pusing, atau nyeri di punggung atas, bahu, atau leher.
Sebuah studi dalam jurnal Circulation menemukan bahwa hampir 43% wanita tidak mengalami nyeri dada sama sekali selama serangan jantung, dibandingkan dengan 30% pria.
Hal ini dapat menyebabkan keterlambatan pengenalan dan penanganan pada wanita, sehingga meningkatkan risiko komplikasi atau kematian. Kelelahan merupakan gejala yang sangat umum terjadi pada wanita lanjut usia sebelum dan selama serangan jantung.
Wanita sering melaporkan merasa sangat lelah atau lemah pada hari-hari atau minggu-minggu menjelang serangan. Kelelahan jenis ini berbeda dari kelelahan normal dan dapat terjadi bahkan tanpa aktivitas fisik apa pun.
Penelitian dalam European Heart Journal menunjukkan bahwa serangan jantung pada wanita mungkin lebih dipengaruhi oleh stres atau pemicu emosional, yang juga dapat menyebabkan gejala seperti kecemasan atau perasaan takut akan datangnya malapetaka.
Mengapa perbedaan ini ada? Sebagian alasannya terletak pada biologi. Perbedaan hormonal, khususnya efek perlindungan estrogen pada wanita muda, berperan dalam perkembangan penyakit jantung.
Setelah menopause, saat kadar estrogen menurun, risiko wanita terkena penyakit jantung meningkat, tetapi cara tubuh mereka memberi sinyal serangan jantung tetap berbeda dengan pria.
Faktor lainnya adalah wanita cenderung memiliki arteri yang lebih kecil, yang dapat menyebabkan pola penyumbatan dan gejala yang berbeda.
Mengenali perbedaan ini penting bagi semua orang, termasuk anggota keluarga, pengasuh, dan penyedia layanan kesehatan.
Jika Anda atau seseorang yang Anda sayangi mengalami gejala seperti kelelahan yang tidak dapat dijelaskan, sesak napas, atau nyeri di tubuh bagian atas.
Jangan abaikan, terutama jika mereka memiliki faktor risiko penyakit jantung seperti tekanan darah tinggi, diabetes, merokok, atau riwayat keluarga dengan masalah jantung. Perhatian medis segera dapat membuat perbedaan.
Perlu dicatat juga bahwa pria dan wanita dapat mengurangi risiko serangan jantung dengan mempertahankan gaya hidup sehat.
Ini termasuk mengonsumsi makanan yang menyehatkan jantung, tetap aktif secara fisik, mengelola stres, dan menjaga kondisi seperti tekanan darah tinggi dan kolesterol tetap terkendali.
Pemeriksaan rutin dengan dokter sangat penting, terutama bagi orang dewasa yang lebih tua, untuk memantau kesehatan jantung dan mengatasi masalah apa pun sejak dini.
Kesimpulannya, meskipun nyeri dada merupakan gejala khas serangan jantung pada pria, wanita yang lebih tua sering kali mengalami gejala yang lebih samar atau tidak biasa, seperti kelelahan, sesak napas, atau ketidaknyamanan pada tubuh bagian atas.
Mengetahui perbedaan ini dapat membantu memastikan bahwa serangan jantung dikenali dan diobati secepat mungkin, yang berpotensi menyelamatkan nyawa.
Ingat, dalam hal kesehatan jantung, lebih baik aman dan segera mencari pertolongan medis daripada mengambil risiko mengabaikan kondisi yang berpotensi mengancam jiwa. (kpo)