Home > Didaktika

Digital Heart Twins Bisa Membantu Mengobati Irama Jantung yang Berbahaya

Digital heart twins dapat mengidentifikasi area jantung yang terluka yang menyebabkan irama jantung yang tidak normal, menawarkan alternatif non-invasif untuk metode tradisional.
Unsplash
Unsplash

Ilmuwan telah mengembangkan pendekatan inovatif untuk mengobati gangguan irama jantung yang serius dengan membuat replika jantung digital, yang dikenal sebagai digital heart twins.

Model terkomputerisasi ini dapat menentukan area masalah yang dalam di otot jantung, yang berpotensi mengubah cara dokter mendiagnosis dan mengobati kondisi yang mengancam jiwa yang disebabkan oleh serangan jantung atau kelainan bawaan.

Penelitian yang dipublikasikan di Circulation menunjukkan bahwa digital heart twins dapat mengidentifikasi area jantung yang terluka yang menyebabkan irama jantung yang tidak normal, menawarkan alternatif non-invasif untuk metode tradisional.

Menurut Dr. Michael Waight, seorang ahli jantung di Universitas St. George London dan penulis utama penelitian ini, inovasi ini dapat menghasilkan perawatan yang lebih aman dan lebih cepat untuk semakin banyak pasien.

"Semakin banyak orang yang hidup dengan efek jangka panjang dari serangan jantung, sehingga meningkatkan kebutuhan akan prosedur untuk mengobati irama yang berbahaya," katanya.

Takikardia ventrikel (VT) yang bergantung pada bekas luka adalah salah satu kondisi tersebut.

Ini adalah irama jantung yang cepat dan tidak teratur yang disebabkan oleh jaringan parut pada otot jantung, baik dari serangan jantung sebelumnya atau kondisi genetik.

Perawatan untuk VT meliputi pemasangan defibrilator untuk mengembalikan ritme normal atau penggunaan kateter untuk membakar jaringan parut. Namun, metode ini memiliki keterbatasan.

Defibrilator tidak dapat mencegah ritme abnormal di masa mendatang dan dapat menyebabkan ketidaknyamanan jika disetrum berulang kali.

Prosedur ablasi, yang bertujuan untuk menghancurkan jaringan parut, dapat sulit dan berisiko karena jaringan parut sering kali terjadi jauh di dalam jantung atau di beberapa lokasi.

Untuk melakukan ablasi, dokter biasanya memasukkan kateter untuk memetakan aktivitas listrik jantung dan menemukan area yang bermasalah.

Proses ini dapat memakan waktu, invasif, dan terkadang tidak tepat, karena melibatkan induksi ritme abnormal selama prosedur.

Pasien dengan kondisi jantung yang parah menghadapi risiko tambahan selama perawatan yang lama ini.

Digital heart twins menawarkan solusi yang potensial. Dengan menggunakan pencitraan canggih dan data pasien, para peneliti membuat model komputer 3D dari jantung 18 pasien dengan VT yang bergantung pada jaringan parut.

Model-model ini mensimulasikan struktur dan aktivitas listrik jantung, memprediksi area-area yang kemungkinan besar akan mengalami ritme berbahaya.

Prediksi-prediksi tersebut kemudian dibandingkan dengan peta aktual jantung pasien yang dibuat selama prosedur tradisional.

Hasilnya menjanjikan. Digital heart twins mengidentifikasi area-area bermasalah dengan akurasi 41% lebih tinggi daripada area yang tidak ditandai.

Mereka juga memprediksi dengan tepat 80% lokasi di mana sinyal listrik melambat, yang merupakan indikator utama jaringan parut.

Dr. Waight menjelaskan bahwa teknologi ini memungkinkan dokter untuk menargetkan area-area bermasalah dengan lebih tepat, bahkan sebelum pasien menjalani prosedur.

"Kami sudah dapat mengetahui di mana harus memfokuskan perawatan, menghemat waktu pemetaan selama berjam-jam selama operasi," katanya.

Selain meningkatkan presisi, digital heart twins dapat mengurangi kekambuhan ritme abnormal dan kebutuhan untuk prosedur berulang.

Mereka tidak hanya dapat mensimulasikan masalah ritme saat ini tetapi juga memprediksi masalah di masa mendatang, menawarkan rencana perawatan yang komprehensif.

Meskipun penelitian ini belum menguji penggunaan digital heart twins untuk memandu prosedur ablasi yang sebenarnya, temuan-temuan tersebut menjadi dasar untuk uji klinis.

“Langkah selanjutnya adalah membandingkan standar perawatan saat ini dengan strategi yang dipandu oleh kembaran digital sejak awal,” kata Dr. Waight.

Para ahli di bidang ini, termasuk Dr. Dhanunjaya Lakkireddy dari Kansas City Heart Rhythm Institute, melihat teknologi ini sebagai kemajuan besar.

“Ini seperti memiliki peta jalan yang menunjukkan dengan tepat di mana harus memfokuskan perawatan,” katanya.

Dengan menghilangkan ablasi yang tidak perlu, digital heart twins dapat membuat prosedur lebih cepat dan lebih efektif, yang berpotensi meningkatkan tingkat kelangsungan hidup dan hasil pasien.

Namun, tantangan tetap ada. Membuat digital heart twins memerlukan teknologi yang canggih dan mahal, yang dapat membatasi akses yang luas.

“Apakah kita dapat menerapkan ini dalam skala besar masih menjadi pertanyaan terbuka,” kata Dr. Lakkireddy.

Meskipun ada rintangan ini, digital heart twins merupakan langkah maju yang signifikan dalam perawatan jantung.

Dengan memberikan pandangan terperinci tentang area masalah jantung, teknologi ini berpotensi meningkatkan hasil perawatan dan kualitas hidup pasien dengan ritme jantung yang berbahaya. (kpo)

× Image