Home > Didaktika

Tes Urine MyProstateScore 2.0 Bisa Deteksi Kanker Prostat Lebih Akurat

Tes ini dapat membantu pria menghindari prosedur yang menyakitkan dan invasif.
klikdokter
klikdokter

Kanker prostat merupakan salah satu kanker yang paling umum pada pria. Dokter biasanya memeriksanya menggunakan tes darah, pemindaian MRI, dan biopsi.

Namun, metode ini dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan terkadang menyebabkan diagnosis berlebihan—yang berarti dokter menemukan kanker yang tumbuh lambat dan tidak akan pernah membahayakan.

Akibatnya, beberapa pria mungkin menjalani perawatan yang tidak perlu dengan efek samping yang sebenarnya dapat dihindari.

Peneliti di University of Michigan Health Rogel Cancer Center telah berupaya menemukan cara yang lebih baik untuk mendeteksi kanker prostat yang agresif.

Mereka telah mengembangkan dan menguji tes urine yang disebut MyProstateScore 2.0 (MPS2).

Tes ini dapat membantu pria menghindari prosedur yang menyakitkan dan invasif jika mereka tidak mungkin menderita kanker yang berbahaya.

Bagaimana Kanker Prostat Didiagnosis

Kanker prostat diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok berdasarkan seberapa agresifnya kanker tersebut.

Dokter menggunakan sistem penilaian yang disebut skor Gleason atau Grade Group (GG). Skor Gleason 6, atau Kelas 1, berarti kanker berisiko rendah dan tidak mungkin menyebar.

Skor 7 atau lebih tinggi (GG2 atau lebih tinggi) berarti kanker lebih mungkin tumbuh dan menyebabkan masalah kesehatan yang serius.

Dokter berfokus pada menemukan kanker agresif ini sehingga dapat diobati lebih awal.

Tes urine baru ini mengamati 18 gen yang terkait dengan kanker prostat berisiko tinggi.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa MPS2 dapat mengidentifikasi kanker agresif dengan akurasi yang baik.

Namun, dalam penelitian sebelumnya, pasien harus menjalani pemeriksaan colok dubur (DRE) sebelum memberikan sampel urine.

Ini diperlukan karena menekan prostat membantu melepaskan zat terkait kanker ke dalam urine.

Meskipun efektif, banyak pria merasa pemeriksaan colok dubur tidak nyaman dan mungkin menghindari skrining karenanya.

Tes yang Lebih Sederhana dan Lebih Nyaman

Dalam penelitian terbaru mereka, para peneliti menemukan cara untuk mempermudah tes.

Mereka menguji sampel urine dari 266 pria yang belum menjalani pemeriksaan colok dubur.

Hasilnya menunjukkan bahwa MPS2 masih dapat mendeteksi 94% kanker prostat agresif, membuktikan bahwa tes tersebut berfungsi bahkan tanpa prosedur tambahan.

MPS2 tidak hanya sangat akurat, tetapi juga lebih baik daripada tes darah standar dalam mengidentifikasi kanker berbahaya.

Para peneliti juga menggunakan model komputer untuk memperkirakan dampak tes tersebut.

Mereka menemukan bahwa jika MPS2 digunakan secara luas, tes tersebut dapat membantu menghindari hingga 53% biopsi yang tidak perlu—prosedur di mana dokter mengambil sampel jaringan dari prostat untuk memeriksa kanker.

Bisakah Melakukan Tes di Rumah?

Temuan ini menunjukkan bahwa MPS2 dapat menjadi pilihan yang baik untuk skrining kanker prostat di rumah.

Daripada mengunjungi klinik untuk pemeriksaan rektal atau tes darah, pria cukup memberikan sampel urin. Ini akan membuat skrining lebih mudah dan lebih mudah diakses.

Keuntungan lain dari MPS2 adalah biaya. Dibandingkan dengan pemindaian MRI yang mahal, tes urin jauh lebih murah.

Jika terbukti efektif dalam skala yang lebih besar, tes ini dapat membantu mengurangi biaya perawatan kesehatan sekaligus memastikan bahwa hanya mereka yang berisiko tinggi yang menjalani pengujian lebih lanjut.

Para peneliti kini ingin menguji MPS2 pada kelompok pria yang lebih besar dan lebih beragam.

Mereka juga berharap untuk melihat apakah tes tersebut dapat digunakan untuk memantau pria dengan kanker prostat risiko rendah, membantu dokter melacak apakah kanker mereka tetap tumbuh lambat atau menjadi lebih agresif seiring berjalannya waktu.

Tinjauan Temuan Studi

Hasil studi tersebut menjanjikan karena menunjukkan bahwa MPS2 dapat mendeteksi kanker prostat agresif tanpa memerlukan pemeriksaan rektal.

Hal ini membuat skrining lebih nyaman dan mudah diakses bagi pria yang mungkin menghindari pengujian.

Tes tersebut juga terbukti lebih akurat daripada tes darah standar dan dapat secara signifikan mengurangi biopsi yang tidak perlu.

Namun, diperlukan lebih banyak penelitian sebelum MPS2 menjadi alat yang digunakan secara luas.

Studi tersebut hanya melibatkan 266 pria, dan studi yang lebih besar diperlukan untuk mengonfirmasi keandalan tes tersebut pada populasi yang berbeda.

Para peneliti juga perlu menentukan seberapa baik tes tersebut bekerja untuk pemantauan jangka panjang pasien kanker prostat.

Jika studi mendatang mengonfirmasi temuan ini, MPS2 dapat merevolusi skrining kanker prostat.

Tes tersebut dapat membantu dokter fokus pada penanganan kasus agresif sambil menghindari prosedur yang tidak perlu bagi pria dengan kanker risiko rendah.

Pada akhirnya, hal ini dapat menghasilkan hasil yang lebih baik bagi pasien, mengurangi biaya perawatan kesehatan, dan proses pemeriksaan yang lebih nyaman bagi pria di seluruh dunia.

× Image