Home > Didaktika

Temuan Penelitian: 1 dari 5 Lansia Mengalami Infeksi Setelah Operasi Jantung

Para peneliti menemukan bahwa wanita 60 lebih mungkin mengalami infeksi setelah operasi.
Unsplash
Unsplash

Sebuah penelitian terkini menemukan bahwa sekitar satu dari lima orang dewasa yang lebih tua mengalami infeksi dalam waktu enam bulan setelah operasi jantung.

Wanita dan pasien kulit hitam memiliki risiko yang lebih besar, menurut penelitian yang dipimpin oleh Michigan Medicine.

Penelitian tersebut mengamati ribuan pasien lanjut usia di Medicare yang telah menjalani operasi bypass jantung (juga disebut pencangkokan bypass arteri koroner, atau CABG) atau penggantian katup aorta.

Para peneliti menemukan bahwa wanita 60% lebih mungkin mengalami infeksi setelah operasi.

Infeksi yang paling umum adalah infeksi saluran kemih (ISK), pneumonia, dan sepsis. Pasien kulit hitam juga memiliki tingkat infeksi yang lebih tinggi (28%) dibandingkan dengan pasien kulit putih (19,2%).

Hasil penelitian tersebut dipublikasikan dalam The Journal of Thoracic and Cardiovascular Surgery.

Salah satu bagian dari penelitian tersebut difokuskan pada rumah sakit di Michigan. Ditemukan bahwa 21,2% pasien mengalami infeksi dalam waktu enam bulan setelah operasi.

Infeksi yang paling umum, ISK dan pneumonia, mencakup hampir 17% dari semua kasus.

Tingkat infeksi sangat bervariasi, dengan beberapa rumah sakit melaporkan tingkat 40% lebih tinggi daripada yang lain.

Dr. J'undra N. Pegues, salah satu penulis studi tersebut, menjelaskan bahwa pelacakan infeksi dalam jangka waktu yang lebih lama adalah penting.

Beberapa rumah sakit lebih siap untuk mencegah infeksi, sementara pasien tertentu menghadapi risiko kesehatan yang lebih besar karena kondisi tempat tinggal mereka atau faktor lainnya.

Studi sebelumnya melaporkan tingkat infeksi yang lebih rendah setelah prosedur jantung ini.

Namun, para peneliti percaya bahwa angka yang lebih tinggi dalam studi ini disebabkan oleh periode tindak lanjut enam bulan yang lebih lama.

Banyak studi sebelumnya hanya melacak infeksi selama 30 hari setelah operasi.

Dr. Donald Likosky, seorang peneliti senior dalam studi tersebut, menjelaskan bahwa pasien yang menjalani operasi jantung tetap berisiko terkena infeksi selama berbulan-bulan.

Beberapa infeksi ini, seperti ISK dan infeksi gastrointestinal, membutuhkan waktu lebih lama untuk berkembang.

Dr. Charles Schwartz, penulis lainnya, mencatat bahwa sebagian besar basis data kesehatan nasional tidak melacak infeksi lebih dari 30 hari.

Ini berarti dampak sebenarnya dari infeksi pascaoperasi kemungkinan besar telah diremehkan di masa lalu.

Operasi bypass jantung dan penggantian katup aorta adalah dua operasi jantung yang paling umum di Michigan. Secara nasional, operasi bypass mencakup lebih dari 70% operasi jantung.

Salah satu penelitian yang berbasis di Michigan menemukan bahwa pasien yang dirawat di rumah sakit dengan tingkat infeksi yang lebih tinggi lebih mungkin dikirim ke pusat rehabilitasi atau fasilitas perawatan lanjutan setelah operasi mereka.

Ini menunjukkan bahwa kualitas rumah sakit memainkan peran penting dalam pemulihan pasien.

Dr. Francis Pagani, peneliti lainnya, menunjukkan bahwa infeksi bukan hanya risiko awal.

Infeksi juga dapat muncul di kemudian hari, terutama pada pasien yang lebih tua dengan kondisi seperti diabetes, tekanan darah tinggi, atau kanker.

Tim peneliti menekankan perlunya rumah sakit untuk bekerja sama guna mengurangi tingkat infeksi, terutama bagi wanita dan pasien kulit hitam yang menghadapi risiko lebih tinggi.

Antara tahun 2012 dan 2017, upaya di seluruh negara bagian di Michigan membantu beberapa rumah sakit menurunkan risiko pneumonia setelah operasi. Hal ini dilakukan melalui strategi pencegahan infeksi yang lebih baik.

Dr. Syed Sikandar Raza, penulis lainnya, menekankan bahwa rumah sakit dan kelompok masyarakat harus bekerja sama untuk mengembangkan cara yang lebih baik untuk mencegah infeksi pascaoperasi.

Studi ini menyoroti risiko infeksi jangka panjang setelah operasi jantung, khususnya untuk kelompok tertentu.

Studi ini juga menunjukkan bagaimana kualitas rumah sakit dan kondisi kesehatan pasien dapat memengaruhi pemulihan.

Temuan penelitian menunjukkan bahwa tingkat infeksi mungkin jauh lebih tinggi daripada yang dilaporkan sebelumnya, karena banyak penelitian hanya melacak pasien untuk waktu yang singkat.

Periode tindak lanjut yang lebih lama dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang risiko yang terlibat.

Diperlukan lebih banyak penelitian untuk mengembangkan strategi pencegahan infeksi yang lebih baik, khususnya untuk pasien berisiko tinggi.

Dengan meningkatkan praktik rumah sakit dan melacak infeksi dalam jangka waktu yang lebih lama, penyedia layanan kesehatan dapat membantu memastikan hasil yang lebih baik bagi pasien operasi jantung.

× Image