Home > Gaya Hidup

Minuman Manis Dapat Meningkatkan Risiko Kanker Mulut pada Wanita

Wanita yang mengonsumsi satu atau lebih minuman manis per hari memiliki risiko hampir lima kali lipat terkena kanker mulut ketimbang wanita yang minum kurang dari satu minuman manis per bulan.
gettyimages
gettyimages

Sebuah studi besar baru menemukan bahwa wanita yang rutin minum minuman manis seperti minuman ringan dan jus manis memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker rongga mulut (OCC), sejenis kanker mulut.

Penelitian yang dipublikasikan dalam JAMA Otolaryngology – Head & Neck Surgery ini menunjukkan bahwa mengurangi minuman ini dapat membantu menurunkan risiko kanker, bahkan bagi wanita yang tidak merokok atau minum alkohol.

Studi ini dipimpin oleh Luis Gomez-Castillo dan timnya di Fakultas Kedokteran Universitas Washington di Seattle.

Studi ini menggunakan data dari dua studi kesehatan yang telah berlangsung lama di AS: Nurses’ Health Study dan Nurses’ Health Study II.

Studi ini telah mengikuti ribuan perawat wanita selama beberapa dekade, mengumpulkan informasi terperinci tentang pola makan, gaya hidup, dan kesehatan mereka.

Secara total, para peneliti mengamati data kesehatan dari 162.602 wanita selama kurun waktu 30 tahun. Selama kurun waktu tersebut, mereka menemukan 124 kasus kanker rongga mulut invasif.

Mereka kemudian mengamati seberapa banyak minuman manis bergula (SSB) yang diminum para wanita dan membandingkan risiko kanker antara mereka yang banyak minum dan mereka yang sangat sedikit minum.

Hasilnya mengejutkan. Wanita yang mengonsumsi satu atau lebih minuman manis per hari memiliki risiko hampir lima kali lipat terkena kanker mulut dibandingkan dengan wanita yang minum kurang dari satu minuman manis per bulan.

Sebagai perbandingan, itu sekitar lima wanita per 100.000 yang terkena penyakit ini dibandingkan dengan dua per 100.000 di antara konsumen SSB rendah—peningkatan tiga kasus tambahan per 100.000 orang.

Hubungannya bahkan lebih kuat pada wanita yang tidak merokok atau minum banyak alkohol—dua faktor risiko utama yang diketahui untuk kanker mulut.

Di antara wanita-wanita ini, konsumsi SSB yang tinggi dikaitkan dengan risiko kanker mulut 5,5 kali lebih tinggi.

Ini menunjukkan bahwa minuman manis saja dapat secara signifikan meningkatkan risiko kanker, bahkan pada orang yang menghindari risiko utama lainnya.

Kanker rongga mulut memengaruhi bagian dalam mulut, termasuk lidah, gusi, dan lapisan dalam pipi.

Kanker ini bisa agresif dan mungkin memerlukan pembedahan, radiasi, atau kemoterapi.

Faktor risiko yang diketahui meliputi penggunaan tembakau, konsumsi alkohol, kebersihan mulut yang buruk, dan infeksi virus tertentu seperti HPV.

Kini, penelitian ini menambahkan minuman manis ke dalam daftar kemungkinan penyebab kanker.

Minuman manis yang mengandung gula meliputi soda, teh manis, minuman berenergi, fruit punch, dan minuman lain yang mengandung gula tambahan.

Minuman ini telah dikaitkan dengan beberapa masalah kesehatan, termasuk obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung.

Kini, penelitian baru ini menunjukkan bahwa minuman ini mungkin juga berperan dalam perkembangan kanker tertentu.

Meskipun jumlah keseluruhan kasus kanker mulut dalam penelitian ini relatif kecil, hubungan yang kuat dengan asupan minuman manis menimbulkan kekhawatiran, terutama karena minuman ini dikonsumsi secara luas.

Hasil penelitian ini mendukung upaya kesehatan masyarakat untuk membatasi asupan gula, seperti pajak soda, label peringatan, dan kampanye pendidikan publik.

Dalam kesimpulannya, para peneliti mengatakan bahwa penelitian ini menawarkan dukungan lebih lanjut untuk kebijakan yang bertujuan mengurangi konsumsi gula guna meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit kronis, termasuk kanker.

Ini adalah salah satu penelitian besar pertama yang melihat efek jangka panjang minuman manis terhadap risiko kanker mulut pada wanita.

Temuan ini penting karena beberapa alasan:

1. Hubungan yang kuat: Bahkan setelah memperhitungkan kebiasaan merokok dan alkohol, minuman manis saja dikaitkan dengan risiko kanker mulut yang jauh lebih tinggi.

2. Relevansi yang luas: Karena minuman manis umum di seluruh dunia, temuan penelitian ini berlaku untuk sejumlah besar orang—tidak hanya mereka yang memiliki kebiasaan berisiko tinggi lainnya.

3. Implikasi kesehatan masyarakat: Penelitian ini mendukung rekomendasi dan kebijakan kesehatan yang lebih kuat untuk mengurangi asupan gula, yang dapat membantu menurunkan risiko kanker di samping manfaat kesehatan lainnya.

Namun, penelitian ini juga memiliki keterbatasan. Penelitian ini hanya melibatkan wanita, jadi hasilnya mungkin tidak berlaku untuk pria dengan cara yang sama.

Selain itu, jumlah kasus kanker kecil, yang dapat membuat hasilnya kurang pasti.

Namun, tindak lanjut selama 30 tahun dan kelompok peserta yang besar memberikan bobot pada temuan tersebut.

Singkatnya, penelitian ini memberikan bukti baru dan penting bahwa minuman manis dapat meningkatkan risiko kanker mulut pada wanita, bahkan pada mereka yang tidak merokok atau minum alkohol.

Mengurangi minuman ini dapat menjadi cara yang sederhana dan efektif untuk meningkatkan kesehatan jangka panjang.

× Image