Home > Didaktika

Studi Temukan Cara Lebih Singkat dan Aman Mengobati Kanker Prostat

Pengobatan radioterapi selama dua setengah minggu sama aman dan efektifnya dengan pengobatan standar delapan minggu untuk kanker prostat yang belum menyebar.
Unsplash
Unsplash

Kanker prostat adalah kanker yang paling umum ditemukan pada pria di seluruh dunia. Setiap tahun, lebih dari 1,4 juta pria didiagnosis mengidapnya.

Jika kanker terdeteksi sejak dini dan belum menyebar, kanker tersebut sering kali dapat diobati dengan sukses.

Salah satu pengobatan yang umum adalah radioterapi, yang menggunakan sinar radiasi terarah untuk membunuh sel kanker.

Pilihan ini sering kali sama efektifnya dengan pembedahan, terutama jika kanker masih berada di dalam prostat.

Salah satu keuntungan besar radioterapi adalah dapat dilakukan tanpa harus menginap di rumah sakit.

Pasien biasanya mengunjungi klinik untuk berobat dan kemudian pulang pada hari yang sama.

Hal ini memudahkan pria untuk melanjutkan rutinitas normal mereka sambil menerima perawatan.

Namun, jadwal radioterapi tradisional memakan waktu lama—hingga delapan minggu. Hal ini dapat melelahkan bagi pasien dan juga membebani rumah sakit dan klinik.

Sekarang, sebuah studi besar dari Swedia memberikan kabar baik. Para peneliti menemukan bahwa terapi radiasi yang jauh lebih singkat —hanya dua setengah minggu— berfungsi sama baiknya dengan rencana terapi radiasi standar selama delapan minggu.

Temuan ini berasal dari uji klinis yang disebut HYPO-RT-PC, yang memantau pria dengan kanker prostat selama 10 tahun setelah perawatan.

Hasilnya baru-baru ini dipresentasikan pada konferensi medis besar Eropa, ESTRO 2025, dan dipublikasikan dalam jurnal Radiotherapy and Oncology.

Dalam penelitian ini, 1.200 pria dengan kanker prostat yang belum menyebar dibagi menjadi dua kelompok.

Satu kelompok menerima perawatan standar sebanyak 39 sesi selama delapan minggu.

Kelompok lainnya menerima perawatan yang lebih singkat, hanya tujuh sesi selama dua setengah minggu.

Jumlah total radiasi berbeda, tetapi tujuannya sama—membunuh kanker sekaligus melindungi jaringan sehat.

Setelah 10 tahun, kedua kelompok memiliki hasil yang sangat mirip. Sekitar 72% pria dalam kelompok terapi radiasi jangka pendek masih bebas kanker tanpa memerlukan perawatan lebih lanjut. Dalam kelompok standar, 65% bebas kanker.

Tingkat kelangsungan hidup juga hampir sama: 81% dari kelompok yang menjalani terapi jangka pendek masih hidup dibandingkan dengan 79% pada kelompok standar.

Yang penting, jumlah pria yang meninggal akibat kanker prostat sama di kedua kelompok—hanya 4%.

Penelitian ini juga mengamati efek samping, terutama masalah buang air kecil dan buang air besar, yang dapat terjadi setelah radiasi. Sekali lagi, kedua kelompok memiliki hasil yang serupa.

Sebagian besar efek samping bersifat ringan atau sedang dan tidak bertambah parah seiring berjalannya waktu.

Ini berarti bahwa pemberian dosis radiasi yang lebih tinggi dalam sesi yang lebih sedikit tidak menyebabkan masalah yang lebih serius dalam jangka panjang.

Dr. Per Nilsson dan Dr. Adalsteinn Gunnlaugsson, yang memimpin penelitian di Rumah Sakit Universitas Skåne dan Universitas Lund di Swedia, mengatakan bahwa hasil tersebut mengonfirmasi temuan sebelumnya dari uji coba yang sama.

Setelah lima tahun, perawatan yang lebih pendek telah menunjukkan hasil yang baik.

Sekarang, dengan tindak lanjut selama 10 tahun, dokter dan pasien dapat lebih yakin bahwa pendekatan ini aman dan efektif.

Rencana perawatan yang lebih pendek ini, yang terkadang disebut "radioterapi ultra-hipofraksionasi," dapat membantu pasien menghindari jadwal delapan minggu yang panjang dan sering kali melelahkan.

Ini juga dapat mengurangi biaya perawatan kesehatan dan memanfaatkan staf dan peralatan medis dengan lebih baik.

Dr. Camilla Thellenberg-Karlsson dari Universitas Umeå, yang mempresentasikan hasil di ESTRO, mengatakan bahwa temuan tersebut dengan jelas menunjukkan bahwa pengobatan yang lebih pendek sama baiknya dan tidak menyebabkan efek samping jangka panjang.

Para ahli mengatakan penelitian semacam ini benar-benar dapat mengubah cara pengobatan kanker prostat di seluruh dunia.

Profesor Matthias Guckenberger, Presiden ESTRO, mengatakan bahwa memperpendek waktu perawatan merupakan kemenangan besar bagi pasien, yang memungkinkan mereka untuk kembali ke kehidupan normal lebih cepat.

Ini juga membantu rumah sakit merawat lebih banyak orang dengan sumber daya yang lebih sedikit.

Sebagai kesimpulan, penelitian ini menunjukkan bahwa pengobatan radioterapi selama dua setengah minggu sama aman dan efektifnya dengan pengobatan standar delapan minggu untuk kanker prostat yang belum menyebar.

Ini memberikan tingkat pengendalian dan kelangsungan hidup kanker yang sama, dengan efek samping yang serupa.

Hal ini dapat berarti perubahan besar dalam cara penanganan kanker prostat, sehingga lebih mudah bagi pasien dan lebih efisien bagi sistem kesehatan.

Hasil penelitian dapat ditemukan dalam Radiotherapy and Oncology.

× Image