Apa Dampak Makanan Ultra-Olahan Terhadap Kesehatan Kita?

Makanan ultra-olahan, atau UPF, kini menjadi bagian utama dari makanan yang dikonsumsi banyak orang setiap hari.
Makanan ini melewati banyak proses industri dan seringkali mengandung banyak bahan tambahan seperti pengawet, perasa, dan pewarna buatan.
Makanan ini umum ditemukan di toko swalayan dan mencakup minuman manis, camilan kemasan, sereal sarapan manis, daging olahan, permen, dan makanan cepat saji.
Banyak dari makanan ini tinggi lemak jenuh, gula tambahan, dan garam.
Kombinasi ini, yang sering disebut HFSS (tinggi lemak, gula, dan garam), dapat menyebabkan masalah kesehatan serius jika dikonsumsi terlalu sering, termasuk penyakit jantung, stroke, obesitas, diabetes, dan peradangan dalam tubuh.
Sebuah Peringatan Ilmiah baru dari American Heart Association telah mengkaji secara mendalam apa yang kita ketahui tentang UPF dan pengaruhnya terhadap kesehatan.
Para peneliti mengatakan bahwa mengonsumsi terlalu banyak UPF dikaitkan dengan risiko lebih tinggi terkena masalah jantung, penyakit kronis, dan bahkan kematian dini.
Kekhawatirannya bukan hanya tentang nilai gizinya yang rendah, tetapi juga tentang kemungkinan bahwa zat aditif tertentu atau cara pengolahan makanan ini sendiri dapat berbahaya.
Sejak tahun 1990-an, konsumsi UPF telah berkembang pesat, menggantikan pola makan yang lebih tradisional dan kurang diproses.
Di AS, diperkirakan 70% dari semua produk toko bahan makanan mengandung setidaknya satu bahan ultraproses.
Sebuah laporan terbaru menemukan bahwa lebih dari separuh kalori yang dikonsumsi orang Amerika berasal dari UPF.
Untuk remaja berusia 1–18 tahun, persentasenya bahkan lebih tinggi, mendekati 62%.
Orang-orang berpenghasilan rendah cenderung mengonsumsi lebih banyak makanan ini, sebagian karena lebih murah, tersedia secara luas, dan banyak diiklankan, terutama kepada anak-anak dan masyarakat dengan sumber daya yang lebih sedikit.
Tidak semua UPF sama buruknya. Beberapa makanan, seperti roti gandum utuh tertentu, produk susu rendah lemak dan rendah gula, atau makanan nabati, mungkin telah mengalami ultraproses tetapi tetap memiliki nilai gizi yang baik.
Hal ini dapat membingungkan masyarakat umum maupun penyedia layanan kesehatan, karena tidak semua UPF adalah 'makanan sampah'.
Namun, masalah utamanya adalah sebagian besar UPF rendah nutrisi dan tinggi HFSS, yang tidak sesuai dengan rekomendasi American Heart Association untuk diet sehat.
Sistem klasifikasi Nova adalah salah satu cara para ilmuwan mengkategorikan makanan berdasarkan seberapa banyak proses industri yang dilaluinya.
Sistem ini tidak menilai makanan berdasarkan kandungan nutrisinya, melainkan berdasarkan tingkat dan tujuan pemrosesannya.
Meskipun beberapa pemrosesan bermanfaat—seperti membuat makanan lebih aman, lebih awet, dan mengurangi limbah—bentuk pemrosesan lainnya menambahkan bahan-bahan yang tidak perlu dan dapat mengubah bagaimana makanan memengaruhi kesehatan kita.
Studi menunjukkan bahwa semakin banyak UPF yang dikonsumsi seseorang, semakin besar risiko kondisi serius.
Sebuah analisis besar menemukan bahwa orang yang mengonsumsi UPF paling banyak memiliki risiko 25% hingga 58% lebih tinggi terkena masalah jantung, diabetes, obesitas, dan risiko kematian dini dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi paling sedikit.
Para peneliti juga meyakini bahwa kombinasi zat aditif dan perasa tertentu dalam UPF dapat memicu sistem penghargaan otak yang mendorong makan berlebihan, sehingga menyebabkan penambahan berat badan.
Para ahli menyarankan untuk mengurangi makanan tinggi lemak jenuh, gula tambahan, dan garam, serta menggantinya dengan sayuran, buah-buahan, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, kacang-kacangan, biji-bijian, protein rendah lemak, dan produk susu rendah lemak.
Kebijakan seperti pelabelan makanan yang lebih baik, regulasi zat aditif makanan yang lebih ketat, dan kampanye edukasi publik juga dapat membantu masyarakat membuat pilihan yang lebih baik.
Scientific Advisory menegaskan bahwa UPF tidak semuanya diciptakan sama, tetapi sebagian besar yang tersedia di AS berbahaya jika sering dikonsumsi.
Tantangan besarnya adalah UPF murah, praktis, dan dipasarkan secara luas, sehingga sulit dihindari.
Meskipun beberapa proses pengolahan tidak berbahaya atau bahkan bermanfaat, kombinasi kandungan lemak, gula, dan garam yang tinggi dalam banyak UPF — beserta kemungkinan efek negatif dari zat aditif — menimbulkan risiko kesehatan yang nyata.
Ilmu pengetahuan masih perlu menjawab apakah pengolahannya sendiri atau bahan-bahannya yang paling merusak, tetapi sampai saat itu, langkah teraman adalah membatasi makanan tersebut sebisa mungkin dan memilih pilihan yang segar dan minim pengolahan.
Studi ini dipublikasikan di Circulation.