Home > Didaktika

Suntikan Penurun Berat Badan Memangkas Risiko Gagal Jantung Hingga Lebih dari 40 Persen

Obat-obatan seperti semaglutida dan tirzepatida dapat mengurangi risiko rawat inap akibat gagal jantung atau kematian akibat gagal jantung hingga lebih dari 40 persen.
Unsplash
Unsplash

Obat-obatan yang awalnya dirancang untuk mengobati obesitas dan diabetes juga dapat secara drastis mengurangi risiko masalah jantung serius.

Sebuah studi baru yang dipimpin oleh para peneliti di Technical University of Munich (TUM) menunjukkan bahwa obat-obatan seperti semaglutida dan tirzepatida dapat mengurangi risiko rawat inap akibat gagal jantung atau kematian akibat gagal jantung hingga lebih dari 40 persen.

Temuan yang dipublikasikan di JAMA ini dapat menandai titik balik dalam cara dokter menangani beberapa jenis gagal jantung.

Semaglutida, yang dijual dengan merek dagang seperti Ozempic dan Wegovy, dan tirzepatida, yang dipasarkan sebagai Mounjaro, dikenal sebagai suntikan penurun berat badan yang ampuh.

Dalam beberapa tahun terakhir, obat-obatan ini telah banyak digunakan di seluruh dunia.

Namun, potensinya untuk meningkatkan kesehatan jauh melampaui sekadar membantu orang menurunkan berat badan.

Para ilmuwan telah menyelidiki apakah obat-obatan ini juga dapat menurunkan risiko kondisi yang berhubungan dengan jantung.

Studi TUM berfokus pada jenis gagal jantung yang disebut gagal jantung dengan fraksi ejeksi terjaga, atau HFpEF.

Dalam kondisi ini, jantung masih memompa darah dengan cukup baik, tetapi otot yang kaku tidak terisi dengan baik, menyebabkan pasien sesak napas, kelelahan, dan berisiko tinggi dirawat di rumah sakit.

Lebih dari 30 juta orang di seluruh dunia hidup dengan HFpEF, dan hanya ada sedikit pilihan pengobatan efektif yang tersedia.

Profesor Heribert Schunkert, Direktur Departemen Penyakit Kardiovaskular di Pusat Jantung Jerman Rumah Sakit Universitas TUM, mengatakan penelitian baru ini memberikan bukti kuat.

"Pada pasien dengan HFpEF, kedua obat menunjukkan efek perlindungan yang jelas.

Analisis kami terhadap sekitar 100.000 pasien menawarkan dasar yang kuat untuk memperluas persetujuan obat-obatan ini untuk gagal jantung," jelasnya.

Tim tersebut, yang bekerja sama dengan rekan-rekan dari Harvard Medical School, menganalisis data dari tiga basis data asuransi kesehatan besar di AS.

Berbeda dengan uji klinis tradisional yang terbatas pada beberapa ribu partisipan, studi basis data ini mencakup populasi pasien yang hampir 20 kali lebih besar.

Hal ini memungkinkan untuk mengkaji luaran dunia nyata dan mempelajari kelompok-kelompok yang seringkali dikecualikan dari uji klinis.

Hasilnya mengonfirmasi apa yang ditunjukkan oleh uji klinis sebelumnya pada penderita diabetes atau obesitas.

Pasien yang diobati dengan semaglutide atau tirzepatide memiliki rawat inap yang jauh lebih sedikit karena gagal jantung dan tingkat kematian yang lebih rendah dibandingkan dengan pasien yang mengonsumsi obat diabetes lain yang tidak menunjukkan manfaat pada gagal jantung.

Dr. Nils Krüger, penulis utama studi ini, mengatakan temuan ini dapat berdampak besar.

"Di Jerman, gagal jantung merupakan penyebab utama rawat inap dan beban berat bagi sistem perawatan kesehatan."

"Studi kami menunjukkan bahwa obat-obatan ini sangat efektif dan dapat mencegah banyak rawat inap tersebut," ujarnya.

Ke depannya, para peneliti yakin studi berbasis data seperti ini akan menjadi semakin penting.

Undang-Undang Pemanfaatan Data Kesehatan Jerman yang baru akan membuat data asuransi kesehatan anonim lebih mudah diakses untuk penelitian, sekaligus melindungi privasi.

Profesor Schunkert mengatakan pendekatan ini akan membantu memastikan bahwa penemuan ilmiah dapat diubah menjadi perawatan pasien yang lebih baik dengan lebih cepat.

× Image