Makan dengan Pembatasan Waktu dan Puasa Bisa Kendalikan Diabetes Tipe 2
Makan dengan pembatasan waktu, yang melibatkan makan lebih sedikit dalam interval waktu yang teratur dan berpuasa selama 12 hingga 14 jam (biasanya semalaman), dapat membantu mengurangi risiko diabetes tipe 2 dan obesitas sekaligus meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Sebuah tinjauan baru telah menyoroti beberapa manfaat potensial dari pola makan ini.
Tim peneliti menemukan hubungan antara jumlah makanan yang dikonsumsi setiap hari dan kejadian obesitas dan diabetes tipe 2.
Secara tradisional, orang disarankan untuk makan tiga kali sehari dengan camilan berselang.
Namun, pola ini membuat kadar insulin tetap tinggi sepanjang hari, yang berpotensi menyebabkan resistensi insulin dan diabetes tipe 2, terutama mengingat asupan kalori dan gula tinggi yang umum dalam pola makan rata-rata orang Amerika.
Makan dengan pembatasan waktu memungkinkan kadar insulin dan glukosa tubuh menurun, meningkatkan resistensi insulin dan kontrol glikemik.
Pola ini juga dapat bermanfaat bagi kesehatan otak dan membantu mengatur hormon yang bertanggung jawab atas nafsu makan dan kadar energi.
Dengan mengurangi waktu makan, orang secara alami dapat mengurangi asupan kalori harian mereka sekitar 550 kalori tanpa perlu menghitung kalori dengan cermat.
Keuntungan lain dari pembatasan waktu makan adalah potensinya untuk mengubah mikrobioma usus secara positif.
Hal ini dapat membantu mencegah peradangan dan berbagai gangguan metabolisme.
Mikrobioma usus yang lebih sehat dikaitkan dengan kesehatan yang lebih baik secara keseluruhan, termasuk peningkatan metabolisme dan fungsi kekebalan tubuh.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa memiliki jadwal makan yang teratur dan sarapan yang bergizi dapat melindungi dari obesitas dan diabetes tipe 2.
Penelitian tersebut menekankan pentingnya memilih lemak dan protein yang sehat, seperti telur, daripada sereal dan kue kering yang manis untuk sarapan.
Meskipun pembatasan waktu makan menunjukkan banyak manfaat kesehatan, bentuk pembatasan makan lainnya, seperti puasa beberapa hari, ditemukan menawarkan lebih sedikit keuntungan.
Obesitas merupakan masalah kesehatan utama di Amerika Serikat, dengan lebih dari 40% orang Amerika diklasifikasikan sebagai obesitas klinis.
Kondisi ini meningkatkan risiko diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan kanker tertentu.
Para peneliti menekankan bahwa obesitas dapat dicegah, dan pola makan yang lebih sehat, seperti membatasi waktu makan, dapat berperan penting dalam mengatasi masalah ini.
Para peneliti juga menyoroti bahwa kebutuhan individu bervariasi berdasarkan faktor-faktor seperti ukuran tubuh dan tingkat aktivitas.
Oleh karena itu, makanan yang cukup untuk satu orang mungkin tidak cukup untuk orang lain.
Namun, bukti kuat mendukung bahwa mengonsumsi lebih sedikit makanan berkualitas tinggi dapat membantu mereka yang berisiko mengalami obesitas dan diabetes tipe 2.
Makan larut malam harus dihindari karena dapat mengganggu tidur dengan menjaga sistem pencernaan tetap aktif.
Tidur yang baik sangat penting untuk kesehatan secara keseluruhan dan membantu menjaga fungsi metabolisme yang tepat.
Makan dengan waktu terbatas merupakan pendekatan yang menjanjikan untuk mengurangi risiko diabetes tipe 2 dan obesitas.
Dengan membiarkan kadar insulin dan glukosa turun, meningkatkan kesehatan usus, dan mendorong kualitas dan waktu makan yang lebih baik, pola makan ini dapat meningkatkan kesehatan secara keseluruhan secara signifikan.
Mengadopsi kebiasaan tersebut dapat menjadi strategi utama dalam memerangi epidemi obesitas dan meningkatkan kesehatan masyarakat.
Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat mempelajari penelitian tentang bagaimana buah beri dapat membantu mencegah diabetes, obesitas, dan kanker, serta obat baru untuk mengobati diabetes dan sindrom metabolik.
Selain itu, penelitian terbaru menunjukkan bahwa seng mungkin penting untuk pengobatan diabetes yang lebih baik. Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal Nutrients.