CT Scan Sebelum Kehamilan Bisa Tingkatkan Risiko Keguguran dan Cacat Lahir

Sebuah studi besar di Kanada menemukan bahwa perempuan yang terpapar radiasi pemindaian CT sesaat sebelum hamil dapat menghadapi risiko keguguran dan cacat lahir yang lebih tinggi pada bayi mereka.
Temuan yang dipublikasikan dalam Annals of Internal Medicine ini menyarankan agar dokter mempertimbangkan dengan cermat metode pencitraan alternatif bagi perempuan usia subur bila memungkinkan.
Pemindaian CT, atau pemindaian tomografi terkomputasi, umumnya digunakan untuk mendiagnosis masalah medis karena memberikan gambaran tubuh yang detail.
Namun, pemindaian ini menggunakan radiasi pengion, yang telah lama diketahui dapat merusak DNA dan berpotensi membahayakan perkembangan embrio dan janin.
Hingga saat ini, hanya sedikit penelitian yang meneliti apakah paparan pemindaian CT sebelum konsepsi dapat memengaruhi kehamilan di masa mendatang.
Para peneliti dari Rumah Sakit Umum Yahudi di Montreal, bersama rekan-rekan di Ontario, mempelajari data dari lebih dari 5,1 juta kehamilan dan 3,4 juta kelahiran hidup antara tahun 1992 dan 2023. Para perempuan dalam penelitian ini berusia 16 hingga 45 tahun.
Dari semua kehamilan yang diperiksa, hampir 688.000 perempuan telah menjalani pemindaian CT sebelum pembuahan.
Secara keseluruhan, sekitar 10% kehamilan yang diketahui berakhir dengan keguguran spontan, yang mencakup keguguran, kehamilan ektopik, dan lahir mati.
Namun, risikonya lebih tinggi di antara perempuan yang menjalani pemindaian CT sebelum hamil.
Bagi perempuan yang belum pernah menjalani pemindaian CT sebelumnya, terdapat sekitar 101 keguguran per 1.000 kehamilan.
Angka tersebut meningkat menjadi 117 per 1.000 setelah satu pemindaian CT, 130 per 1.000 setelah dua pemindaian, dan 142 per 1.000 setelah tiga pemindaian atau lebih.
Risikonya bahkan lebih besar ketika pemindaian CT melibatkan perut, panggul, atau tulang belakang bagian bawah—area yang lebih dekat dengan organ reproduksi.
Studi ini juga menemukan bahwa semakin dekat pemindaian CT dilakukan dengan konsepsi, semakin besar risiko keguguran.
Para peneliti juga mengamati anomali kongenital, atau cacat lahir, yang didiagnosis dalam tahun pertama kehidupan.
Di antara perempuan yang tidak menjalani pemindaian CT sebelum konsepsi, terdapat 62 anomali per 1.000 kelahiran hidup.
Angka tersebut meningkat menjadi 84 per 1.000 setelah satu pemindaian CT, 96 per 1.000 setelah dua pemindaian, dan 105 per 1.000 setelah tiga pemindaian atau lebih.
Meskipun risiko absolutnya tetap relatif rendah, studi ini menyoroti pola yang jelas: semakin banyak pemindaian CT yang dilakukan seorang perempuan sebelum konsepsi, dan semakin dekat pemindaian tersebut dengan waktu konsepsi, semakin tinggi risiko keguguran atau cacat lahir.
Para penulis menekankan bahwa pemindaian CT seringkali penting dan menyelamatkan nyawa, tetapi jika menyangkut perempuan muda yang mungkin hamil, dokter harus mempertimbangkan risikonya dengan cermat dan mempertimbangkan alternatif yang lebih aman seperti USG atau MRI jika diperlukan.
Temuan ini dapat membantu membentuk pedoman praktik pencitraan di masa mendatang bagi perempuan usia subur, yang bertujuan untuk menyeimbangkan manfaat pemindaian CT dengan kebutuhan untuk melindungi kesehatan reproduksi.