Ilmuwan Temukan Kemungkinan Habitat Kehidupan di Bawah Permukaan Es Mars
Sebuah studi baru menunjukkan bahwa di bawah permukaan es Mars, mungkin ada kumpulan air lelehan yang tersembunyi yang mampu mendukung kehidupan.
Penemuan ini dapat menunjukkan beberapa tempat yang paling mudah diakses untuk mencari kehidupan di Planet Merah.
Temuan tersebut dipublikasikan di Communications Earth & Environment oleh tim yang dipimpin oleh Aditya Khuller dari Jet Propulsion Laboratory NASA, yang akan segera bergabung dengan University of Washington Applied Physics Laboratory.
Para peneliti telah menemukan bahwa cukup banyak sinar matahari yang menembus lapisan es di Mars untuk memungkinkan fotosintesis terjadi di kumpulan air lelehan bawah permukaan yang dangkal.
Di Bumi, kumpulan air lelehan bawah permukaan yang serupa di dalam es menampung berbagai bentuk kehidupan seperti alga, jamur, dan sianobakteri mikroskopis, yang semuanya bergantung pada sinar matahari untuk fotosintesis.
“Jika kita ingin menemukan kehidupan di luar Bumi, es Mars mungkin merupakan salah satu tempat yang paling mudah diakses untuk mulai mencari,” kata Khuller.
Mars memiliki dua jenis es—air beku dan karbon dioksida beku (es kering).
Penelitian ini difokuskan pada es air, yang terbentuk selama jutaan tahun terakhir dari hujan salju purba yang bercampur dengan debu.
Saat salju membeku menjadi es, partikel debu kecil tetap berada di dalamnya.
Partikel debu ini penting karena menyerap lebih banyak sinar matahari daripada es di sekitarnya, yang menyebabkan es memanas dan mencair di area kecil di bawah permukaan.
Salah satu tantangan untuk menemukan air cair di Mars adalah atmosfer planet yang tipis dan kering.
Kondisi atmosfer menyebabkan es permukaan menyublim—berubah langsung menjadi gas tanpa mencair—seperti yang terjadi pada es kering di Bumi.
Namun, para ilmuwan yakin bahwa kolam air lelehan di bawah permukaan ini mungkin masih ada di bawah lapisan es berdebu, karena terlindungi dari lingkungan Mars yang keras.
Tim peneliti menggunakan model komputer untuk menunjukkan bahwa es berdebu memungkinkan cukup sinar matahari untuk melewatinya agar fotosintesis dapat terjadi hingga 10 kaki (3 meter) di bawah permukaan.
Dalam skenario ini, es di atas kolam mencegahnya menguap dan melindunginya dari radiasi berbahaya.
Tidak seperti Bumi, Mars tidak memiliki medan magnet, yang membuatnya rentan terhadap sinar ultraviolet dan radiasi kosmik.
Namun, es tersebut dapat bertindak sebagai penghalang pelindung.
Para ilmuwan meyakini tempat yang paling memungkinkan untuk menemukan kolam ini adalah antara garis lintang 30 dan 60 derajat, baik di belahan utara maupun selatan Mars.
Wilayah garis lintang tengah ini dapat menjadi target yang menjanjikan untuk misi eksplorasi manusia dan robot di masa mendatang.
"Studi ini menunjukkan ada zona tepat di bawah permukaan es yang memiliki cukup cahaya untuk fotosintesis dan perlindungan dari sinar ultraviolet," kata Steve Warren, rekan penulis dan profesor emeritus di Universitas Washington.
Namun, agar kehidupan dapat bertahan hidup, es di zona tersebut harus mencair sesekali.
Tim berencana untuk melanjutkan penelitian mereka dengan menciptakan kembali kondisi seperti Mars di laboratorium.
Mereka juga bertujuan untuk memetakan lokasi potensial untuk eksplorasi masa depan dalam pencarian kehidupan.
Studi ini membuka kemungkinan baru dalam pencarian kehidupan di Mars dan memandu para ilmuwan untuk mencari lokasi selanjutnya. (kpo)