Mars sering dianggap sebagai planet yang paling mirip dengan Bumi. Namun, Bumi mampu mendukung kehidupan, sedangkan Mars tidak.

Dahulu kala, Bumi lebih hangat dan lebih basah dan dapat mendukung kehidupan.

Menjelajahi kehidupan di Bumi menunjukkan kepada kita bahwa bakteri yang dikenal sebagai ekstremofil dapat hidup dalam kondisi paling keras di Bumi, mungkin saja ada tempat di Mars yang juga dapat mendukung bentuk kehidupan yang kuat ini.

Sebuah makalah baru mengeksplorasi kemungkinan itu dengan mempelajari bakteri paling ekstrem yang hidup di Bumi yang dapat bertahan hidup di bawah tanah di Mars.

Mars, sering disebut sebagai "Planet Merah" karena penampilannya yang kemerahan. Ini adalah planet keempat dari Matahari yang mengorbit pada jarak rata-rata 228 juta kilometer.

Mars memiliki atmosfer tipis, sebagian besar terdiri dari karbon dioksida dengan suhu permukaan sekitar -125°C hingga 20°C.

Mars memiliki beberapa fitur geologi yang menarik termasuk gunung berapi terbesar di tata surya; Olympus Mons, dan sistem ngarai yang luas; Valles Marineris.

Tidak seperti Bumi, Mars memiliki dua bulan, Phobos dan Deimos, yang diperkirakan merupakan asteroid yang terperangkap.

Atmosfer Mars tipis dan, meskipun karbon dioksida merupakan komponen utamanya, terdapat juga metana dalam jumlah kecil, sekitar 0,00003% dari keseluruhannya.

Asal-usulnya di atmosfer Mars belum sepenuhnya dipahami dan mungkin saja metana ada di sana sebagai hasil dari proses biologis seperti metabolisme mikroba.

Metana juga bisa ada di sana karena proses geologi seperti letusan gunung berapi.

Keberadaan metana juga telah menarik perhatian para peneliti yang telah meneliti apakah Mars dapat mendukung bentuk kehidupan primitif yang lebih ekstrem.

Dalam sebuah makalah yang baru-baru ini ditulis oleh Butturini A dari Universitas Barcelona dan timnya, mereka meneliti lingkungan Mars dan kesesuaiannya untuk mendukung ekstremofil yang dikenal sebagai metanogen (dari famili Methanobacteriaceae).

Bentuk bakteri primitif ini ditemukan di beberapa wilayah Bumi yang paling tidak ramah.

Mereka ditemukan tumbuh subur di air tanah panas Lidy Hot Springs di Idaho, dan didasarkan pada biologi metana.

Hal ini menimbulkan kemungkinan menarik bahwa area Mars dapat menyediakan habitat bagi mereka.

Kondisi di permukaan Mars dipahami dengan baik. Dengan radiasi energi tinggi dari sinar kosmik dan radiasi matahari, bersama dengan kondisi kering dan dingin serta perbedaan suhu tinggi antara siang dan malam, permukaannya tidak mendukung bentuk kehidupan apa pun yang diketahui.

Namun, jika kita melihat lebih dalam, kondisinya tampak sedikit lebih menguntungkan.

Namun, tingkat yang lebih rendah di Mars mungkin lebih layak huni daripada permukaannya.

Beberapa meter di bawah tanah dan material permukaannya menawarkan perlindungan dari radiasi yang masuk.

Suhu yang lebih rendah akan lebih tinggi dan kurang bervariasi sehingga memberikan kemungkinan bahwa air cair mungkin ada.

Telah terlihat bahwa air bawah permukaan di beberapa area Mars telah menemukan jalannya ke permukaan hanya untuk menguap ketika bertemu dengan kondisi permukaan.

Dengan adanya garam juga, air bawah permukaan dapat hadir dalam bentuk cair pada suhu yang lebih rendah.

Tim menyimpulkan bahwa metanogen tampaknya berkembang biak di lingkungan yang tidak bersahabat di Bumi yang mirip dengan beberapa area di Mars.

Mereka mengidentifikasi area selatan Acidalia Planitia sebagai tempat untuk mencari karena tingginya kadar unsur-unsur penghasil panas radiogenik yang menunjukkan kemungkinan adanya air di bawah permukaan.

Hal ini memunculkan kemungkinan menarik bahwa, setidaknya secara teoritis, kehidupan primitif dapat ada di Mars, bahkan saat ini, kita hanya perlu menemukannya! (kpo)