Alat Bantu Pernapasan Mengurangi Risiko Kematian pada Penderita Diabetes Tipe 2 dan Gangguan Tidur

Penderita diabetes tipe 2 (DMT2) dan obstructive sleep apnea (OSA) menghadapi risiko kematian yang lebih tinggi.
Namun, penelitian baru yang dipresentasikan pada Annual Meeting of the European Association for the Study of Diabetes (EASD) 2024 menunjukkan bahwa terapi tekanan saluran napas positif berkelanjutan (CPAP) dapat mengurangi risiko tersebut sebesar 26%.
Studi ini menemukan bahwa obstructive sleep apnea adalah gangguan tidur yang menyumbat saluran napas dan mengganggu tidur, yang menyebabkan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular dan diabetes tipe 2.
Diperkirakan 50–80% orang dewasa dengan DMT2 juga menderita OSA, sebagian besar tidak terdiagnosis.
Terapi CPAP melibatkan penggunaan masker yang memberikan tekanan udara stabil untuk menjaga saluran napas tetap terbuka selama tidur.
Pengguna CPAP dengan DMT2 mengalami penurunan mortalitas akibat semua penyebab sebesar 26% selama 14 tahun.
Para peneliti dari Universitas Linköping menganalisis data dari lima register nasional Swedia dari tahun 2010–2024, memeriksa 12.388 pasien diabetes tipe 2 dengan OSA yang menjalani terapi CPAP dan membandingkannya dengan 737.911 pasien diabetes tipe 2 yang tidak diresepkan CPAP (beberapa di antaranya mungkin memiliki OSA yang tidak terdiagnosis).
Setelah disesuaikan dengan usia, jenis kelamin, penyakit kardiovaskular, IMT, merokok, dan faktor kesehatan lainnya, analisis tersebut menemukan peningkatan hasil kelangsungan hidup yang signifikan pada kelompok CPAP.
Tingkat kematian pada kelompok CPAP adalah 6,1% (764 kematian) dan pada kelompok non-CPAP adalah 28,7% (212.336 kematian).
Meskipun menjanjikan, studi observasional ini memiliki keterbatasan seperti kurangnya data kepatuhan, potensi bias seleksi, dan tidak adanya data mengenai tingkat keparahan OSA.
Uji coba terkontrol acak lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi kausalitas dan menentukan bagaimana efektivitas bervariasi di antara profil pasien.
Namun, penelitian ini menekankan peran potensial CPAP dalam meningkatkan hasil kesehatan jangka panjang bagi penderita T2D dan menyoroti pentingnya pemeriksaan rutin untuk apnea tidur pada populasi ini.