Para Ilmuwan Menemukan Kunci Pencegahan Demensia
Meskipun ada berbagai penyebab demensia, penyakit Alzheimer adalah bentuk yang paling umum.
Seiring bertambahnya usia populasi, pencarian strategi pencegahan yang efektif menjadi semakin penting.
Diantaranya, aktivitas fisik muncul sebagai salah satu pendekatan yang paling menjanjikan dan dapat diakses untuk mengurangi risiko pengembangan demensia.
Memahami Hubungan Antara Aktivitas Fisik dan Demensia
Aktivitas fisik terkenal karena manfaatnya bagi kesehatan jantung, pengendalian berat badan, dan kesejahteraan secara keseluruhan, namun dampaknya terhadap kesehatan otak juga sama signifikannya.
Olahraga teratur membantu menjaga aliran darah ke otak dan mendorong perkembangan sel-sel otak baru, meningkatkan fungsi otak, dan meningkatkan ketahanan kognitif.
Artinya, gaya hidup aktif tidak hanya menjaga tubuh tetap bugar tetapi juga melindungi otak dari penurunan kognitif yang terkait dengan demensia.
Bukti Penelitian yang Mendukung Aktivitas Fisik sebagai Pencegahan Demensia
Semakin banyak penelitian yang mendukung gagasan bahwa aktivitas fisik secara teratur dapat membantu mencegah atau menunda timbulnya demensia, khususnya penyakit Alzheimer.
Beberapa penelitian dan meta-analisis skala besar menunjukkan bahwa individu yang melakukan aktivitas fisik secara teratur memiliki risiko lebih rendah terkena demensia dibandingkan dengan rekan mereka yang tidak aktif.
Studi Kesehatan Kardiovaskular, misalnya, menemukan bahwa orang dewasa berusia 65 tahun ke atas yang melakukan aktivitas fisik dalam jumlah berapa pun memiliki kemungkinan lebih kecil terkena penyakit Alzheimer selama periode enam tahun.
Manfaatnya paling terasa pada mereka yang berpartisipasi dalam aktivitas sedang hingga berat.
Ulasan tahun 2018 yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Medicine menganalisis berbagai penelitian dan menyimpulkan bahwa aktivitas fisik dikaitkan secara signifikan dengan penurunan risiko penurunan kognitif dan demensia.
Tinjauan tersebut menunjukkan bahwa olahraga bekerja dengan meningkatkan plastisitas otak, meningkatkan suasana hati dan tidur, serta mengurangi stres dan kecemasan.
Studi Framingham menunjukkan bahwa aktivitas fisik sedang, seperti berjalan kaki setidaknya 30 menit setiap hari, dapat secara signifikan mengurangi risiko gangguan kognitif.
Jenis Aktivitas Fisik yang Direkomendasikan
Kabar baiknya adalah jenis aktivitas mungkin tidak sepenting sekadar aktif. Berikut beberapa bentuk aktivitas fisik efektif yang dikaitkan dengan penurunan risiko demensia:
Latihan Aerobik: Aktivitas seperti jalan kaki, jogging, berenang, dan bersepeda meningkatkan detak jantung dan meningkatkan aliran darah ke otak dan tubuh.
Latihan Kekuatan: Latihan seperti angkat beban dapat membantu membentuk otot, menjaga kesehatan tulang, serta meningkatkan koordinasi dan keseimbangan.
Latihan Fleksibilitas dan Keseimbangan: Yoga dan Tai Chi sangat baik untuk meningkatkan fleksibilitas, mengurangi risiko jatuh, dan meningkatkan fokus mental dan relaksasi.
Berapa Banyak Latihan yang Dibutuhkan?
Pedoman biasanya merekomendasikan setidaknya 150 menit aktivitas aerobik intensitas sedang per minggu, atau 75 menit aktivitas berat, dikombinasikan dengan latihan penguatan otot dua hari atau lebih dalam seminggu.
Namun, aktivitas fisik apa pun lebih baik daripada tidak sama sekali. Memulai dengan jumlah yang kecil namun dapat dikelola dan secara bertahap meningkatkan intensitas dan durasi dapat membuat perbedaan yang signifikan.
Tantangan dan Pertimbangan
Meskipun manfaat aktivitas fisik sudah jelas, menerapkan rutinitas olahraga secara teratur dapat menjadi tantangan, terutama bagi lansia yang mungkin memiliki masalah mobilitas atau masalah kesehatan lainnya.
Penting agar program olahraga disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi kesehatan individu. Berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan sebelum memulai program olahraga baru sangatlah penting.
Kesimpulan
Aktivitas fisik merupakan alat yang ampuh dalam pencegahan demensia. Tidak hanya meningkatkan kesehatan fisik, tetapi juga berkontribusi pada kesehatan otak.
Dengan memasukkan aktivitas fisik secara teratur ke dalam rutinitas sehari-hari, seseorang dapat secara signifikan mengurangi risiko terkena demensia dan meningkatkan kualitas hidup seiring bertambahnya usia.