Home > Didaktika

Penyakit Glaukoma Tekanan Normal Terkait dengan Penyakit Alzheimer

Penderita glaukoma tekanan normal memiliki risiko 52 lebih tinggi terkena penyakit Alzheimer.
Unsplash+
Unsplash+

Glaukoma sering digambarkan sebagai pencuri penglihatan yang diam-diam, terutama mempengaruhi saraf optik, yang sangat penting untuk penglihatan.

Kondisi ini biasanya diakibatkan oleh tekanan tinggi di dalam mata, namun ada bentuk lain yang lebih jarang dikenal sebagai glaukoma tegangan normal, yaitu kondisi dimana saraf optik mengalami kerusakan bahkan tanpa peningkatan tekanan mata.

Penyakit Alzheimer, kelainan otak yang terkenal, secara progresif mengganggu fungsi memori dan kognitif, sehingga secara signifikan memengaruhi aktivitas kehidupan sehari-hari seiring berjalannya waktu.

Sebuah studi komprehensif di Taiwan menyelidiki potensi hubungan antara dua kondisi yang tampaknya tidak berhubungan ini.

Para peneliti menganalisis catatan kesehatan lebih dari 15.000 orang yang didiagnosis menderita glaukoma tekanan normal dan membandingkannya dengan 61.000 orang tanpa kondisi tersebut.

Selama kurun waktu 12 tahun, mereka mengamati bahwa penderita glaukoma tekanan normal memiliki risiko 52% lebih tinggi terkena penyakit Alzheimer.

Hubungan ini sangat kuat pada wanita lanjut usia dan individu yang pernah mengalami stroke sebelumnya.

Menariknya, penggunaan obat glaukoma tidak mengubah risiko berkembangnya Alzheimer, sehingga menunjukkan bahwa hubungan antara kedua kondisi ini mungkin lebih dalam dari sekedar manajemen gejala.

Yu-Yen Chen, yang memimpin penelitian ini, menekankan pentingnya skrining penyakit Alzheimer pada pasien yang didiagnosis menderita glaukoma tekanan normal.

Deteksi dan intervensi dini dapat meningkatkan manajemen dan perawatan pasien ini secara signifikan.

Memahami Hubungan Biologis

Glaukoma dan Alzheimer dapat berkembang karena disfungsi seluler dan molekuler.

Ini termasuk kerusakan dan kematian sel-sel saraf yang bertanggung jawab untuk mengirimkan sinyal ke mata dan otak.

Pada glaukoma, hal ini menyebabkan hilangnya penglihatan, sedangkan pada Alzheimer, hal ini bermanifestasi sebagai penurunan kognitif.

Kesamaan biologis ini memberikan wawasan penting mengenai sifat saling berhubungan dan meningkatkan kemungkinan bahwa memahami satu kondisi dapat meningkatkan pemahaman kita dan strategi pengobatan untuk kondisi lainnya.

Meskipun tidak semua penderita glaukoma akan terkena Alzheimer, menyadari peningkatan risiko ini dapat mengarah pada pemantauan kesehatan dan strategi pencegahan yang lebih baik.

Penelitian ini menyoroti hubungan mendalam antara mata dan otak, sehingga menunjukkan bahwa pendekatan kita terhadap penyakit-penyakit ini harus saling berhubungan.

Pemeriksaan kesehatan rutin dan memperhatikan sinyal tubuh memainkan peran penting dalam deteksi dini dan penanganan potensi masalah kesehatan.

Dengan tetap mendapatkan informasi mengenai hubungan-hubungan tersebut, kita dapat berharap untuk menjalani hidup yang lebih sehat, lebih memuaskan, dan sadar akan dampak suatu kondisi terhadap kondisi lainnya.

× Image