Home > Didaktika

Anak Laki-laki dan Pria Berisiko Lebih Tinggi Mengalami Cedera Ginjal Akut

Pria dan anak laki-laki lebih rentan terhadap AKI di semua usia, sementara wanita tampaknya menerima perlindungan, terutama sebelum menopause.
Unsplash
Unsplash

Penelitian terkini telah menyoroti bahwa anak laki-laki dan pria memiliki kemungkinan lebih tinggi mengalami acute kidney injury/AKI (cedera ginjal akut) dibandingkan dengan anak perempuan dan wanita di semua usia.

Diterbitkan dalam American Journal of Kidney Diseases, penelitian yang dilakukan oleh para peneliti di Yale School of Medicine dan Albert Einstein College of Medicine menganalisis lebih dari 235.000 rawat inap dalam satu sistem kesehatan dari tahun 2015 hingga 2019, termasuk 53.926 kasus AKI.

Temuan tersebut mengungkapkan bahwa pria lebih rentan terhadap AKI daripada wanita, tanpa memandang kelompok usia.

Cedera ginjal akut, atau AKI, adalah suatu kondisi di mana ginjal tiba-tiba kehilangan kemampuannya untuk menyaring limbah dari darah. Hal ini dapat dipicu oleh berbagai faktor, termasuk infeksi, obat-obatan tertentu, dan trauma fisik.

“AKI bukanlah penyakit tunggal tetapi respons terhadap berbagai jenis kerusakan ginjal,” jelas Dr. Ladan Golestaneh, seorang nefrologi dan profesor di Yale, yang memimpin penelitian tersebut.

Ia menambahkan bahwa penelitian tersebut mengungkap pola yang konsisten: laki-laki menghadapi risiko AKI yang lebih tinggi di berbagai penyebab kondisi tersebut.

Dalam analisis mereka, para peneliti membagi peserta menjadi tiga kelompok usia: 6 bulan hingga 16 tahun, 17 hingga 54 tahun, dan 55 tahun atau lebih tua.

Untuk setiap kelompok usia, anak laki-laki dan laki-laki ditemukan memiliki peluang lebih tinggi untuk mengembangkan AKI.

Perbedaannya paling jelas pada kelompok usia 17 hingga 54 tahun, di mana laki-laki memiliki risiko AKI 70% lebih besar dibandingkan dengan perempuan.

Salah satu kemungkinan penjelasan untuk perbedaan ini adalah efek perlindungan dari hormon wanita, terutama estrogen.

Dr. Golestaneh mencatat bahwa penelitian sebelumnya sebagian besar berfokus pada wanita pascamenopause, yang secara alami memiliki kadar estrogen yang lebih rendah.

Penelitian ini mungkin telah mengabaikan manfaat perlindungan estrogen, yang tampaknya paling efektif selama tahun-tahun reproduksi wanita.

"Penelitian kami menunjukkan bahwa perlindungan yang diberikan oleh hormon seks wanita paling kuat di antara wanita yang sedang menstruasi, tidak ada pada gadis prapubertas muda, dan menurun saat wanita mencapai menopause," jelasnya.

Penelitian ini didasarkan pada penelitian sebelumnya pada hewan, yang menunjukkan bahwa estrogen dapat membantu melindungi ginjal dari cedera.

Dr. Golestaneh menyarankan bahwa temuan ini dapat memicu minat untuk mengembangkan terapi yang menggunakan estrogen atau senyawa serupa untuk membantu melindungi ginjal, yang berpotensi bermanfaat bagi orang yang berisiko AKI.

Singkatnya, penelitian besar ini mendukung gagasan bahwa pria dan anak laki-laki lebih rentan terhadap AKI di semua usia, sementara wanita tampaknya menerima perlindungan, terutama sebelum menopause.

Pengetahuan ini dapat membuka jalan baru untuk memahami dan mengobati cedera ginjal, sehingga memungkinkan untuk mengembangkan strategi pencegahan yang lebih baik bagi mereka yang berisiko tinggi. (kpo)

× Image