Home > Didaktika

Apa yang Terjadi Jika Kita Mengabaikan Perlemakan Hati?

Penelitian menunjukkan bahwa jika perlemakan hati tidak diobati, kondisi ini dapat berubah menjadi sesuatu yang jauh lebih serius seiring berjalannya waktu.
Unsplash
Unsplash

Perlemakan hati adalah kondisi di mana lemak berlebih menumpuk di hati. Awalnya, hal ini mungkin tidak tampak seperti masalah besar karena banyak orang dengan perlemakan hati merasa baik-baik saja dan tidak merasakan gejala apa pun.

Namun, penelitian menunjukkan bahwa jika perlemakan hati tidak diobati, kondisi ini dapat berubah menjadi sesuatu yang jauh lebih serius seiring berjalannya waktu.

Itulah mengapa penting untuk memahami risikonya dan apa yang dapat terjadi jika kondisi ini diabaikan.

Ada dua jenis utama perlemakan hati: satu yang terkait dengan alkohol, disebut penyakit perlemakan hati alkoholik, dan satu yang tidak terkait dengan alkohol, disebut penyakit perlemakan hati non-alkohol (NAFLD).

NAFLD sekarang menjadi kondisi hati yang paling umum di seluruh dunia, yang memengaruhi sekitar 1 dari 4 orang.

Kondisi ini terkait erat dengan kelebihan berat badan, menderita diabetes tipe 2, atau memiliki kolesterol tinggi.

Meskipun tahap awal perlemakan hati (disebut steatosis sederhana) mungkin tidak langsung membahayakan, penelitian menunjukkan bahwa sekitar 20% hingga 30% orang dengan perlemakan hati akan terus mengalami kondisi yang lebih berbahaya yang disebut steatohepatitis nonalkohol (NASH).

NASH berarti hati tidak hanya menyimpan lemak tetapi juga mengalami peradangan dan mulai meninggalkan bekas luka. Di sinilah bahaya sebenarnya dimulai.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Hepatology, orang dengan NASH berisiko lebih tinggi mengalami fibrosis hati, yaitu saat hati mulai mengeras karena jaringan parut.

Seiring waktu, hal ini dapat menyebabkan sirosis, yaitu saat hati rusak parah sehingga tidak dapat lagi berfungsi dengan baik.

Sirosis dapat menyebabkan masalah kesehatan serius seperti gagal hati, pendarahan internal, dan bahkan kanker hati.

Penelitian lain dalam Journal of the American Medical Association (JAMA) menunjukkan bahwa perlemakan hati, terutama saat berkembang menjadi NASH, meningkatkan risiko kematian akibat penyakit jantung, yang merupakan penyebab utama kematian pada orang dengan kondisi ini.

Hal ini menunjukkan bahwa perlemakan hati bukan hanya masalah hati—tetapi masalah kesehatan seluruh tubuh.

Yang lebih mengkhawatirkan lagi, perlemakan hati sering kali berkembang tanpa diketahui.

Banyak orang tidak tahu bahwa mereka mengalaminya hingga penyakit ini sudah parah.

Itulah sebabnya pemeriksaan rutin dan tes darah penting dilakukan jika Anda memiliki faktor risiko seperti obesitas, gula darah tinggi, atau riwayat penyakit hati dalam keluarga.

Pemindaian ultrasonografi atau MRI juga dapat membantu dokter melihat lemak di hati sejak dini, sehingga orang-orang memiliki kesempatan untuk mengambil tindakan sebelum menjadi serius.

Kabar baiknya adalah perlemakan hati sering kali dapat disembuhkan pada tahap awal.

Penelitian telah menunjukkan bahwa menurunkan berat badan sebanyak 5% hingga 10% saja dapat mengurangi lemak hati secara signifikan dan bahkan memperbaiki peradangan dan fibrosis hati.

Pola makan yang sehat, olahraga teratur, dan menghindari alkohol adalah beberapa cara terbaik untuk melindungi hati.

Dalam beberapa kasus, dokter mungkin juga meresepkan obat jika hati menunjukkan tanda-tanda peradangan atau jaringan parut.

Singkatnya, perlemakan hati mungkin tampak tidak berbahaya pada awalnya, tetapi mengabaikannya dapat menyebabkan masalah yang mengancam jiwa seperti sirosis, kanker hati, dan penyakit jantung.

Semakin dini ditemukan, semakin besar peluang untuk menghentikan atau membalikkan kerusakan.

Itulah mengapa sangat penting untuk menganggap perlemakan hati sebagai masalah serius, bahkan jika Anda merasa baik-baik saja.

Merawat hati Anda sekarang dapat melindungi kesehatan Anda selama bertahun-tahun yang akan datang.

× Image